Mohon tunggu...
Humaniora

Hukuman Vs Disiplin Positif

9 Maret 2018   15:22 Diperbarui: 9 Maret 2018   15:24 2749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Konsekuensi natural adalah segala sesuatu yang terjadi secara alamiah, tanpa campur tangan manusia, sebagai akibat dari suatu tindakan. Misalnya rasa lapar akibat alamiah dari tidak makan, terasa sakit karena tertusuk benda tajam dan lain sebagainya.

Konsekuensi logis terjadi karena adalanya intervensi dari orang lain. Misalnya anak yang terlambat datang ke sekolah mendapat konsekuensi harus pulang lebih akhir, anak yang mengotori ruangan mendapat konsekuensi membersihkan kembali ruangan tersebut dll.

Dalam konsekuensi logis anak mendapat penjelasan bahwa setiap tindakan mereka berpengaruh pada orang lain atau pada kondisi lain. Penjelasan ini mendorong anak untuk bertanggung jawab dan menerima pendapat serta mencoba memahami perasaan orang lain. Hal ini membuat anak bisa melihat suatu tindakan dari berbagai perspektif.

Konsekuensi (baik naturan atau pun logis), akan suatu tindakan anak mungkin tidak mengenakkan, namun hal ini perlu diketahui oleh anak, dan peran orang tua adalah menuntun anak untuk belajar dari setiap konsekuensi yang mereka hadapi, bukan malah mempersalahkannya.

Prinsip Konsekuensi Logis.

Ada empat prinsip yang dapat mengidentifikasi apakah tindakan yang kita berikan pada anak adalah konsekuensi logis atau malah bentuk hukuman.  Ke empat hal tersebut adalah :

  • Berhubungan ( Related)
  • Menghormati Anak (Respectful)
  • Logis (Reasonable) 
  • Dialogis

Keempat prinsip ini harus ada dalam setiap konsekuensi yang diterima anak akibat tindakannya. Karena jika salah satu prinsip ini tidak ada, maka konsekuensi /  tindakan yang diterima oleh anak adalah bentuk hukuman. Misalnya ketika anak mencoret-coret meja belajarnya, konsekuensi logis dari tindakan anak ini adalah bahwa dia harus membersihkan meja tersebut. Tapi bagaimana jika slah satu ketiga prinsip ini tidak dipenuhi dalam memberikan tindakan. Jika guru tidak memegang prinsip "related" mungkin guru akan meminta anak untuk berdiri di depan kelas, padahal tindakan itu tidak berhubungan dengan apa yang dilakukan oleh anak. Kedua, jika guru tidak mempunyai rasa hormat dengan memaki, menghina anak sambil membersihkan meja maka ini bukanlah konsekuensi logis karena sudah tidak lagi menghormati anak sebagai pribadi yang terus belajar, ketiga, jika tidak ada prinsip  "reasonable", hal yang mungkin dilakukan guru adalah meminta anak membersihkan semua meja, hal ini tidak logis. Keempat jika guru tidak memulai dengan ( yaitu bertanya pada anak mengapa mereka melakukan hal itu, apa yang terjadi jika mereka melakukannya, siapa yang dirugikan, dll) maka anak kemungkinan besar tidak dapat belajar dari konsekuensi yang diterimanya karena dia tidak terlibat dalam mengkonstruksi konsekuensi tersebut. Anak akan menganggap hal ini adalah bentuk otoritas guru atau orang tua. Jika ke empat prinsip ini tidak ada maka tindakan yang diambil adalah suatu bentuk hukuman yang ditandai dengan tiga R,yaitu Rasenttment (kebencian),Ravenge (dendam) dan Retreat (penyesalan).

 Perbedaan konsekuensi logis dengan hukuman :

.

Hukuman

Konsekuensi logis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun