RTH Lapangan Banteng amat mudah dijangkau, karena dekat dengan pemberhentian umum, termasuk halte TransJakarta di Juanda dan Lapangan Banteng, Stasiun KRL Juanda, dan MRT Bundaran HI.
RTH Taman Literasi Martha Christina Tiahahu
Berbeda dengan RTH Lapangan Banteng, RTH Taman Literasi Martha Christina Tiahahu memiliki cerita sendiri mengenai keberadaannya.
Berada di Jakarta Selatan di atas lahan seluas 9000 meter persegi, RTH ini merupakanbagian dari  Panduan Rancang Kota (PRK) Kawasan Pembangunan Berorientasi Transit Blok M dan Sisingamangaraja sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2020.
Penamaan taman sebagai Taman Literasi Martha Christina Tiahahu antara lain merujuk pada kentalnya pesan edukasi dari eksistensi dirinya. Seperti adanya ruang baca, ruang berekspresi tanpa atap yang disusun melingkar dengan tempat duduk bertingkat seperti di stadion, area bermain anak yang dilengkapi dengan tiang untuk mengukur tinggi badan, lemari khusus untuk donasi buku atau mengambil buku, dan sebagainya.
Martha Christina Tiahahu dari Maluku adalah sosok dengan karakter perempuan yang lembut tapi bersemangat pejuang dan memiliki keberanian bertempur untuk membela tanah air. Taman ini merupakan interpretasi bentuk dan ruang dari karakter pahlawan perempuan itu untuk membakar semangat berdiskusi, berjejaring, dan mengembangkan budaya literasi dalam kehidupan sehari-hari.
Taman ini memiliki enam plaza, yaitu Plaza Utara, Plaza Kabaresi, Plaza Bunga, Plaza Selatan, Plaza Anak, dan Plaza Timur. Di ruang baca, tersedia ratusan koleksi buku yang bisa diakses oleh pengunjung dengan menggunakan ponsel pintar dengan pemindaian barcode. Koleksi ini terkoneksi dengan Perpustakaan DKI Jakarta yang berbasis di Taman Ismail Marzuki.
Sebagai area yang berbau ekologis, tentu saja di taman ini ada tumbuhan atau pohon-pohon. Pembangunan RTH ini memang sengaja diupayakan sedemikian rupa sehingga bangunan yang ada di dalam taman menjadi kesatuan lansekap RTH, yang tertutup dari luar oleh visual area hijau dari taman.