Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ibu Lani dan Keluarga Pengamen

1 Agustus 2024   17:59 Diperbarui: 2 Agustus 2024   12:40 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembicaraan berlanjut. Ibu Lani bersyukur karena hanya ada dua lagi penumpang yang naik angkutan itu, sehingga anak-anak itu tidak perlu berdesakan atau disuruh turun oleh supir. Perbincangan juga bisa dilanjutkan.

Elsa dan Nika adalah teman baik sedari kecil. Rumah mereka berdekatan, tak terlalu jauh dari terminal. Mereka mengaku sebagai murid di dua sekolah negeri yang berbeda. Nika sudah kelas lima. Kedua bocah itu sehari-hari bermain bersama, juga mengamen.

“Untuk beli buku, Bu,” kata Elsa.

Ibu Lani memang banyak tertarik pada Elsa. Selain karena duduknya persis di sebelahnya, Elsa tampak lebih polos.

Ibu Lani berhenti bertanya ketika secara spontan Elsa memainkan gitar kecil milik kakaknya itu dan bernyanyi dengan suara agak pelan. Lagu orang dewasa. Di beberapa tempat, ukulele itu retak dan tampak sisa-sisa upaya untuk menjaganya agak tidak menjadi lebih parah. Ada sisa perekat super, tali, dan plester. Tidak mengherankan apabila suara alat musik itu juga kurang jernih.

“Belajar lagu itu dari siapa?” tanya Ibu Lani, yang kebetulan paham sekali dengan lagu-lagu di blantika musik. Elsa mengatakan, dia banyak mendengar dari orang lain.

Yang membuat Ibu Lani benar-benar terkejut adalah ketika Elsa mengatakan dirinya sudah belajar mengamen dari bayi.

“Saya ngamen dari bayi, Bu,” kata Elsa yang mengaku meminjam ukulele itu dari kakaknya yang masih tidur ketika dia berangkat mengamen. Sementara Nika asyik memeluk kotak hitam kecil, pengeras suara yang terhubung dengan mikrofon kecil sederhana yang mereka bawa.

Kata-kata itu membuat Ibu Lani kaget sekali. Dia mencoba menalar dan akhirnya berhasil mencerna, persis seperti penjelasan singkat dari gadis kecil itu kemudian.

Elsa lahir dari pasangan suami istri pengamen. Kata-kata Elsa tidak salah, karena memang sejak bayi dia suka dibawa oleh ibunya untuk mengamen. 

Kakak laki-laki Elsa juga mengamen. Mereka empat bersaudara. Dua adik Elsa masih kecil-kecil. Yang berusia enam tahun dibawa ibunya mengamen sekitar dua kilometer dari terminal. Adiknya yang masih bayi berada di rumah, dijaga oleh ayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun