Sama dengan para penunggu yang lain, dia terus berdoa mengharapkan mukjizat terjadi. Namun, dia juga harus siap jika sewaktu-waktu muncul pengumuman di pengeras suara: "keluarga Luis harap menemui dokter".
Panggilan yang biasanya berakhir dengan tangisan. Panggilan serupa itu menjadi penanda kondisi pasien pada tahap terminal kritis dan keluarga diberikan kesempatan untuk berdoa di ruang pasien, mengucapkan kata-kata akhir di telinga pasien.
"Pegang tangan Tuhan, Dad," kata Kalena. "Maafkan Kalena, belum bisa maksimal mengurus Daddy. Kalena sayang Daddy."
***
Mata Kalena berkaca-kaca. Di tangannya, sepucuk surat sudah lepas dari amplopnya. Dia duduk di ruang khusus di rumah jompo. Petugas meninggalkannya sendirian untuk membaca surat itu.
"Maafkan Daddy, Kalena. Daddy sayang pada Kalena. Peluk kasih Daddy untuk Kalena," demikian kata-kata di ujung surat itu.
Luis ingin memastikan bahwa dirinya tidak ingin mengulangi penyesalannya, kehilangan momen untuk meminta maaf dan menyatakan rasa sayangnya kepada Kalena, putri semata wayangnya. ***
Bogor, 14 Mei 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI