Mohon tunggu...
Erniwati
Erniwati Mohon Tunggu... Penulis - ASN Yang Doyan Nulis Sambil Makan, Penyuluh Hukum Kanwil Kemenkum NTB

Traveling dan dunia tulis menulis adalah hal yang paling menyenangkan. Memberi manfaat kepada masyarakat melalui edukasi adalah hobby.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

"Good Looking" atau "Good Skill and Competency" Dulu?

1 Desember 2024   08:09 Diperbarui: 6 Desember 2024   14:13 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkaca pada diri sendiri, Skill yang terus dikembangkan memungkinkan Anda untuk naik jabatan atau mengambil tanggung jawab yang lebih besar. Sementara itu, Kompetensi menunjukkan kesiapan Anda untuk memimpin, mengambil keputusan strategis, atau menangani situasi kompleks.

Pelamar Kerja, Minimal Punya Senjata Sebelum Melamar

Pada hemat saya, seorang pelamar kerja sebenarnya mau tidak mau saat ini harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya apapun tantangan di depannya.

Meskipun faktanya sistem perekrutan di Indonesia tidak se simple di negara-negara maju, namun tentu saja kita tidak bisa mengelak, bahwa itu adalah realita saat ini.

Oleh sebab itu, seorang pelamar kerja minimal punya penampilan yang baik dan kemampuan serta keterampilan yang memadai, sebagai senjata mereka sebelum melamar.

Dalam konteks penampilan yang baik, saya lebih cenderung dengan uraian bahwa seseorang itu harus rapi, punya attitude yang baik, sopan, ramah dan percaya diri.

Contoh kecilnya, saya sering melihat sejumlah pelamar datang dengan baju yang tidak di setrika, atau dengan seragam yang tidak dirapikan alias dipakai seadanya. Padahal detil kecil ini kadang menjadi perhatian HRD dalam merekrut, first impression istilahnya.

Bagi saya pribadi, seseorang yang katanya good looking (cantik, kurus tinggi langsing), namun ternyata tidak terampil dan kurang ramah akan menimbulkan masalah di belakang hari dalam pencapaian kinerja perusahaan.

Selain itu tentu saja senjata utama nya adalah bagaimana seorang pelamar kerja menguasai sejumlah keterampilan dan mampu menguasainya dengan baik. Saya rasa kita sepakat, tidak ada perusahaan yang mau merekrut orang bodoh dan hanya mengandalkan wajah cantik atau tubuh langsingnya. 

Karena tentu saja perekrut sudah menyadari bahwa ini akan menyumbang sedikit banyak faktor kegagalan atau kerugian dalam sebuah perusahaan di kemudian hari. Namun tak jarang juga perusahaan memang mencari yang good looking dulu untuk posisi yang relevan. seperti sales marketing misalnya.

Pada akhirnya mengeluh bukanlah sebuah solusi, melainkan seharusnya menjadi motivasi untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik lagi, dalam pertarungan melamar kerja.

Perekrut Sebaiknya Lebih Bijak dan Relevan

Dari sisi perekrut, saya rasa perlunya sedikit kebijakan dan relevansi dalam perekrutan. Tidak hanya dititikberatkan pada persyaratan yang kadang-kadang tidak relevan dengan posisi yang dibuka. Bahkan kadang saya rasa bahwa syarat yang diberikan, hasil copy paste dari toko sebelah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun