Mohon tunggu...
Erniwati
Erniwati Mohon Tunggu... Penulis - ASN Yang Doyan Nulis Sambil Makan, Humas Kanwil Kemenkumham NTB

Traveling dan dunia tulis menulis adalah hal yang paling menyenangkan. Memberi manfaat kepada masyarakat melalui edukasi adalah hobby.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Agar Anak Berhenti Kecanduan Gula, Orangtua Harus Kompak Juga

4 Agustus 2024   19:01 Diperbarui: 5 Agustus 2024   12:34 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | Shutterstock via Kompas.com

Hari-hari ini, banyak orang tua yang mengeluh 'anak saya susah dibilangin' atau 'susah di kasitau'. Hey, halloo, apakah anda sendiri sudah bisa mengurangi konsumsi gula dalam makanan dengan kesadaran penuh?

Sumber gambar: iStock
Sumber gambar: iStock

Pentingnya Kekompakan Orangtua

Namun belum terlambat untuk memulai sesuatu yang lebih baik atau memperbaiki situasi dan kondisi. Kuncinya adalah orang tua harus kompak dalam komitmen menghilangkan kecanduan gula anak ini.

Caranya? Orang tua yang harus terlebih dahulu merubah pola pikir dan pola perilaku dalam memilih dan mengkonsumsi makanan. Bagaimana caranya? Berikut ini beberapa cara yang pernah saya gunakan dalam merubah mindset saya terhadap konsumsi makanan manis.

  • Belajar Banyak Hal Tentang Pentingnya Sehat, karena hanya orang-orang yang memiliki pengetahuan luas dengan literasi baik, yang akan mampu memahami betapa berharganya menjadi sehat. Baik bagi diri sendiri maupun orang-orang tercintanya;
  • Niatkan dengan motivasi untuk menjadi sehat bersama pasangan anda, bangun komitmen yang sama agar bisa menua dalam kondisi sehat, pun agar bisa menyaksikan tumbuh kembang anak dan cucu anda dalam kondisi sehat;
  • Mulai kebiasaan konsumsi makanan sehat dengan mengganti isi kulkas dan dapur anda, dengan jenis buah-buahan segar, sayuran, camilan less olahan yang alami (aneka rebusan), buang gula pasir atau minimal ganti dengan gula aren;
  • Stop menyediakan camilan kemasan atau apapun yang diolah dan dikemas yang bersifat less nutrisi. 
  • Belajar cara mengolah makanan sehat yang enak dan kaya nutrisi melalui berbagai media, karena membiasakan anak dengan perubahan rasa juga tidak bisa seinstan itu;
  • Edukasi anak-anak kita sejak dini tentang bahayanya makanan manis dan kemasan atau junk food. Berikan contoh atau teladan melalui diskusi ringan.
  • Jangan melarang tanpa penjelasan dan substitusi atau makanan pengganti. Karena anak-anak yang terlanjur kecanduan dan suka makanan manis, akan cenderung jadi tantrum, entah itu ngambek atau menangis rewel.
  • Jangan mudah terpengaruh ketika mereka ngambek atau menangis, teguhkan komitmen anda dengan fikiran positif. Seperti : orang tua bertanggung jawab atas kesehatan anak-anaknya, atau anak-anak tidak akan sakit hanya karena menangis, justru makanan tak sehatlah yang akan membuat mereka menderita penyakit nantinya.
  • Edukasi mereka melalui berbagai video viral tentang anak-anak yang menderita sakit hanya karena makanan dan minuman yang tidak sehat atau less nutrisi. Karena biasanya edukasi dengan audio visual lebih mereka sukai daripada ceramah panjang kita.
  • Biasakan berolahraga secara teratur, bagi orang tua ini sangat penting untuk memberikan contoh yang baik kepada anak. Luangkan juga waktu untuk mengajak mereka berolahraga bersama.

Berat? Memang, tapi kalau anda pikir lagi, lebih berat mana jika anak anda kena diabetes usia dini, di mana anda harus bolak-balik rumah sakit untuk menunggunya, mengantarnya kontrol, belum lagi cuci darah dan sebagainya.

Lebih berat mana berkomitmen dengan pasangan, dibandingkan dengan harus menyaksikan anak anda nantinya dipasangi selang infus atau disuntik di sana-sini, bahkan sampai meja operasi. Belum lagi duit tetap juga harus keluar biarpun pake asuransi kesehatan.

Satu lagi, yang paling berat biasanya saling mendukung dengan pasangan. Karena tak jarang salah satu pihak merasa kasihan dengan anak, atau bahkan patah semangat. Oleh sebab itu, biasakan mengingatkan pasangan anda akan tujuan awal dari ketegasan komitmen yang dibuat.

Kebutuhan Harian Gula Tubuh Manusia 

Sebenarnya, gula harian yang dibutuhkan tubuh sudah didapat secara alami dari berbagai makanan asli (real food) seperti buah, sayur, nasi, kacang-kacangan dan umbi-umbian. Namun apabila diperlukan, bisa saja mendapat asupan gula tambahan selama tidak berlebihan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan American Heart Association (AHA) jugag telah memberikan pedoman tentang asupan gula tambahan ini sebagai berikut:

  1. WHO:

    • Dewasa dan Anak-anak: Dianjurkan untuk mengurangi asupan gula tambahan menjadi kurang dari 10% dari total asupan energi harian. Pengurangan lebih lanjut hingga di bawah 5% dari total asupan energi harian akan memberikan manfaat kesehatan tambahan.
    • Contoh: Untuk seseorang yang mengonsumsi 2.000 kalori per hari, 10% dari asupan energi adalah 200 kalori. Karena 1 gram gula mengandung sekitar 4 kalori, ini setara dengan 50 gram (sekitar 12 sendok teh) gula tambahan per hari.
  2. AHA:

    • Pria Dewasa: Disarankan tidak lebih dari 9 sendok teh (sekitar 36 gram atau 150 kalori) gula tambahan per hari.
    • Wanita Dewasa: Disarankan tidak lebih dari 6 sendok teh (sekitar 25 gram atau 100 kalori) gula tambahan per hari.
    • Anak-anak: Disarankan tidak lebih dari 6 sendok teh (sekitar 25 gram atau 100 kalori) gula tambahan per hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun