Mohon tunggu...
Erniwati
Erniwati Mohon Tunggu... Penulis - ASN Yang Doyan Nulis Sambil Makan, Humas Kanwil Kemenkumham NTB

Traveling dan dunia tulis menulis adalah hal yang paling menyenangkan. Memberi manfaat kepada masyarakat melalui edukasi adalah hobby.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menakar Pendidikan Non-Formal Hari Ini, Bisa Nambah Peluang Cari Cuan?

24 Juli 2024   14:54 Diperbarui: 28 Juli 2024   16:20 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atau ketika pada akhirnya ketika saat saya mulai bekerja, ilmu terkait arsiparis dan kode klasifikasi arsip bisa sangat berguna bagi saya. Ilmu sekretaris tentang scheduling jadwal pimpinan maupun teori komunikasi bisa saya terapkan dengan baik. Atau praktek mengetik 10 jari buta yang tak kalah berguna, dan sampai detik ini masih saya gunakan.

Tapi tidak dengan mereka yang sekolah di SMU/SMA pun dengan yang kuliah khususnya beberapa jurusan ilmu yang memang masih belum bisa langsung praktek implementatifnya. Bahkan mereka yang mungkin putus sekolah atau tidak sampai SMA.

Maka pilihan pendidikan non-formal yang dapat menjadi penambah nilai tawar terhadap dunia kerja, seakan menjadi keharusan. Hal ini karena memang pendidikan non-formal ini sudah dilengkapi sertifikat sebagai bukti dari lulusnya seseorang saat menjalani ujian kompetensi dari lembaga bersangkutan.

Di samping itu, mereka yang mengikuti pendidikan non-formal khususnya vokasi, lebih punya peluang besar untuk menciptakan lapangan pekerjaannya sendiri. Pun mampu menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.

Pasalnya, pembelajaran di lembaga non-formal ini notabene memang berorientasi pada skill atau kemampuan dan keterampilan dalam bekerja di lapangan.

Jadi menurut saya, kalo ditanya worth it atau tidak untuk jaman sekarang ini, saya cenderung menjawab worth it. Khususnya bagi mereka dengan kemampuan ekonomi rendah, dimana pendidikan menjadi hal yang mahal. Apalagi hingga ke jenjang universitas.

Dimana pilihan cepat mendapat kerja untuk menghasilkan cuan akan jadi prioritas utama. Namun akan lebih baik lagi jika kedua bentuk pendidikan ini berjalan seirama.

*Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua guruku di SMKN 2 Mataram, atas ilmu keterampilan yang pernah diajarkan. Meskipun kadang menyebalkan karena praktek di ruang yang sumpek dan membuat jari kelingking saya sedikit bengkok (latihan mengetik 10 jari buta).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun