Seketika si tomboy ini akan jadi sangat manis, bahkan tak jarang ambil sapu, membersihkan seisi rumah, ngepel pun dilakoninya sampai urusan dapur juga begitu.
Itu artinya, si tengah ini adalah anak dengan baterai utamanya yaitu diberi hadiah dan penghargaan. Sehingga ketika ia telah terisi baterai utamanya, seringkali dia memberikan saya hadiah-hadiah berupa gambar, ungkapan cinta maupun hadiah berupa perilaku manisnya.Â
Beda lagi dengan si bontot, yang notabene memang paling berkuasa atas saya. Artinya, mama cuma boleh dipeluk dia, dicium dia dan cuma boleh menemani dia. Untuk anak laki-laki saya ini, ternyata baterai utamanya adalah sentuhan. Dia akan sangat lumer jika dipeluk atau saya cium.Â
Selain itu sangat suka di suapin, apalagi di elus-elus sambil nonton, waduh sudahlah, perintah apa saja yang saya bisikkan akan langsung di eksekusi sambil bilang, 'sayang mamak'.
Artinya, si bontot ini baterai utamanya adalah sentuhan fisik, dan yang kedua pelayanan. Sehingga tak heran ketika baterainya sudah saya charge lagi, maka perlakuannya pun akan jadi sangat manis. Bangun tidur langsung peluk mama, cium, tanya apa yang bisa dia bantu untuk saya.
Indikator Baterai Cinta Mulai Low
Lalu darimana melihat baterai cinta mereka mulai Low? Sepanjang pengalaman saya, ketika baterai cinta mereka mulai low maka mereka akan menunjukkan beberapa sikap menyebalkan, bagi saya.
Seperti misalnya, si kakak yang cepat emosi dengan adik-adiknya ketika mereka berulah, atau mengerjakan tugas di rumah setengah-setengah. Ataupun si tomboy yang cepat meradang dan teriak-teriak ketika bermain dengan adiknya. Pun ketika dia harus menyelesaikan tugas rumah yang saya bebankan.
Kemudian ketika anak laki-laki ini mulai tantrum saat bermain atau ketika dimintai tolong sesuatu di rumah. Bahkan tak jarang dia mulai menyerang kakak perempuannya, hanya karena hal sepele. Ataupun merengek-rengek tidak karuan.
Semua hal ini, bagi saya menjadi indikator yang cukup mudah untuk saya analisa. Sehingga, tak jarang ketika menemukan sikap mereka mulai menyebalkan, sayapun mulai menyusun jadwal kapan bisa mengisi kembali baterai-baterai cinta mereka, khususnya baterai utama.
Mungkin terdengar agak lucu ya ibu-ibu, namun saya sendiri pun tidak menyangka, bahwa hal ini akan sangat membantu saya untuk menjadi lebih dekat dengan mereka. Mengenali apa yang sebenarnya mereka butuhkan secara naluriah, secara psikologi.