Terkhusus untuk anak perempuan saya yang sedang beranjak remaja saat ini, ternyata pengetahuan terkait 5 baterai cinta ini membuat saya jadi tidak perlu meraung-raung seperti ibu kebanyakan. Membentak-bentak tapi hasilnya mereka malah menjauh, dan hilang kepercayaan kepada kita.
Atau si tomboy yang tak takut apapun, yang harus saya tangani tanpa harus kehilangan wibawa saya sebagai seorang ibu. Alhasil , meskipun kadang saya bikin mereka sebel, namun di akhir hari semua anak-anak saya akan mencium dan memeluk saya sebelum tidur. Minimal 'good night mama sayang', dan pelukan wajib dengan kalimat mesra dari si bontot 'sayang mama'.
Menjadi Orangtua, Belajar Sepanjang Usia
Semua pengalaman ini membuat saya sebenarnya menyadari, bahwa menjadi orang tua adalah tugas belajar sepanjang usia. Belajar memahami karakteristik mereka, memahami bagaimana wawasan dan perlakuan kita. Belajar menganalisa dan mengevaluasi.
Sungguh sebuah tugas kompleks yang luar biasa. Namun banyak hal-hal yang sangat berwarna dari menjadi orang tua. Seni menyikapi perubahan masa dari tiap pertumbuhan anak-anak kita. Keterampilan memanajemen emosional, baik diri sendiri maupun ketika berhadapan dengan mereka.
Meskipun pada akhirnya, saya pribadi merasa semua ini manis dan sangat berharga. Bukankah waktu tak akan terulang kembali ketika mereka masih kecil dan muda? Lalu, tunggu apalagi bunda? Yuk mulai belajar lagi tentang parenting.
Agar anak-anak kita, minimal akan selalu ingat bagaimana baterai cinta itu kita berikan kepada mereka. Dan ketika kita tua nanti, baterai cinta itu akan mereka gunakan untuk memenuhi hari-hari tua kita dengan cara yang sama. Cara yang penuh cinta dan kasih sayang.
*Untuk buah hatiku, kalian adalah inspirasi yang memberi warna di setiap langkah hidupku.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H