Mohon tunggu...
Erniwati
Erniwati Mohon Tunggu... Penulis - ASN Yang Doyan Nulis Sambil Makan, Humas Kanwil Kemenkumham NTB

Traveling dan dunia tulis menulis adalah hal yang paling menyenangkan. Memberi manfaat kepada masyarakat melalui edukasi adalah hobby.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Baby Blues Syndrome" Berawal dari Kurangnya Dukungan Suami

16 Juni 2024   17:09 Diperbarui: 17 Juni 2024   01:18 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari cerita saya di atas, saya ingin menyampaikan bahwa dukungan dari keluarga itu sangat penting bagi seorangg ibu yang baru melahirkan, pun ketika ia masih harus menyapih bayinya sampai dua tahun lamanya. Kenapa?

Karena hanya keluarga yang mampu memberikan rasa aman dan dibela ketika ada mulut orang di luar sana yang seenak jidatnya bicara. Keluarga bisa menegur orang itu, keluarga yang bisa membantu menciptakan lingkungan yang lebih nyaman bagi si ibu hamil.

Keluarga mampu menjadi penyemangat saat perasaan si Ibu acak-acakan, bahkan keluarga ini juga akan menjadi penguat bagi suami untuk menjalankan fungsinya ketika istrinya dalam kondisi berantakan, baik secara fisik dan emosional.

Lalu apa kabar ibu-ibu di luar sana yang tak mendapat dukungan bahkan dari suaminya?

Bukan Ibu Yang Salah, Tapi Dukungan yang Minim

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merilis bahwa 57% ibu di Indonesia mengalami gejala baby blues. Bahkan, angka tersebut mencatat Indonesia sebagai negara dengan kasus baby blues yang tertinggi di Asia.

Maka jangan heran ada kasus ibu yang membenci bayinya, mencekik, dibuang bahkan dianiaya? Kenapa?

Karena tak ada yang mengakomodir lelahnya, tak ada yang mendukung proses adaptasinya, bahkan masyarakat banyak yang tak perduli dengan perasaannya.

Syukur-syukur seperti saya, suami waktu itu sangat mendukung dan memahami, meskipun tidak dengan keluarganya dan lingkungan di mana saya tinggal saat itu. Ibu yang masih memberi ASI ekslusif itu sangat lelah, baik fisik maupun mental.

Lalu apa kabar mereka, para perempuan yang setelah melahirkan langsung di suruh mikir ini itu, disuruh menghadapi suami yang tak pengertian, keluarga yang menghakimi atau tak perduli, dan lingkungan yang memandang baby blues ini cuma isu dan wacana.

Bentuk Dukungan Dari Suami

Untuk para suami di manapun berada, dukungan anda saat seorang perempuan habis melahirkan itu sangat berharga. Perlu disadari bahwa otak perempuan itu mampu berfikir 10 hal dalam satu waktu, dan tanpa sadar menimbulkan tekanan psikologi baginya.

Peran Suami dalam memberikan dukungan kepada istri atau si ibu ini sangatlah krusial, terutama di 6 bulan pertama pasca melahirkan. Dukungan yang bagaimana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun