Sebagai ibu rumah tangga, saya juga berharap anak-anak saya dapat menikmati kuliah dan pendidikan di perguruan tinggi yang lebih murah. Karena saya juga paham betul, pendidikan adalah pintu gerbang terbaik untuk mengantar anak-anak menuju masa depan yang lebih baik. Dengan pendidikan yang baik mereka akan mudah membeli makan dan minum yang layak nantinya.Â
Pun dengan harga sembako saat ini yang mungkin juga akan kena imbasnya, pasalnya ada isu juga pajak ini dan itu akan dinaikkan dengan beberapa alasan. Entahlah, saya anggap itu isu dulu lah, karena meskipun gaji saya alhamdulillah, namun jiwa ibu rumah tangga tak bisa biasa-biasa saja kan.
Sebagai diri pribadi, saya juga tidak berharap harga-harga barang akan naik melalui kenaikan pajak juga, atau pelayanan kesehatan masyarakat akan menurun kualitasnya karena anggaran yang mungkin dipotong untuk program ini. Atau sebagai Warga negara yang baik, saya juga sangat berharap bahwa hutang negara tidak lagi bertambah sebagai imbas untuk memenuhi program makan siang gratis ini.
Selain itu, saya juga tau, cukup dengan melihat raut wajah bu Sri Mulyani dan pernyatannya terkait program ini setidaknya membuat saya ragu akan dampak positif yang lebih besar ketimbang dampak negatifnya. Salah satunya ketika ditanya Najwa Sihab terkait program ini, kira-kira begini kutipannya
Sri Mulyani menanggapi program itu ketika ditanya oleh Najwa Shihab saat menjadi bintang tamu bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi di kanal Youtube Mata Najwa.Â
"Makan siang gratis itu mungkin nggak kita lakukan? Dan anggarannya akan cukup gak untuk program makan siang gratis?" tanya Najwa Shihab.
Mendapat pertanyaan tersebut, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini justru tidak langsung menjawab. Dia langsung mengarahkan pandangannya ke arah Retno Marsudi sambil mengatakan sesuatu.Â
Melihat respons Sri Mulyani, Retno lantas mengatakan, "Untungnya aku Menteri Luar Negeri," kata Retno sembari tertawa. (dilansir dari laman katadata.co.id)
Sri Mulyani juga menyebut bahwa program tersebut belum dimasukkan dalam APBN 2024 dan akan mulai dibahas untuk RAPBN 2025. Pemerintah harus memastikan bahwa anggaran untuk program ini tidak menyebabkan peningkatan defisit yang signifikan. Estimasi defisit anggaran untuk tahun 2025 berkisar antara 2,45% hingga 2,8% dari PDB, dan semua program termasuk makan siang gratis harus diperhitungkan dalam defisit tersebut .
Tentunya, kita semua berharap hal-hal baik untuk ke depannya, terutama agar program ini nantinya lebih memberikan dampak positif baik bagi sasaran pelaksanaan maupun dari kesehatan keuangan negara.
*Tulisan ini murni hanya untuk menuangkan sedikit cerita dan harapan saya kepada kebijakan pemerintah untuk Indonesia yang lebih baik.