Mohon tunggu...
Erniwati
Erniwati Mohon Tunggu... Penulis - ASN Yang Doyan Nulis Sambil Makan, Humas Kanwil Kemenkumham NTB

Traveling dan dunia tulis menulis adalah hal yang paling menyenangkan. Memberi manfaat kepada masyarakat melalui edukasi adalah hobby.

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Dilema Pilih Nyicil KPR atau Ngontrak Rumah?

30 April 2024   19:49 Diperbarui: 1 Mei 2024   07:35 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Gambar diolah dari Canva.com

Berat, jujur, kredit KPR itu memang sangat terasa berat. Setiap bulan harus setoran selama sekian tahun. Padahal kalau dipikir-pikir saya tabung saja entah bisa beli rumah BTN subsidi satu lagi sepertinya.

Satu-satunya yang menghibur saya dan membuat saya bersyukur dan terhibur adalah saya benar-benar mandiri bersama keluarga saya. Bisa mengatur rumah, kebiasaan, pendidikan karakter anak, dan pengaturan makanan tanpa ada seorang pun yang mengintervensi. Bisa melakukan apa pun yang saya suka tanpa cibiran siapa pun. Family freedom ala saya, jauh dari gosip receh yang tidak terlalu suka saya dengar. 

Pulang kantor benar-benar bisa menikmati rumah dan melepas lelah. Tak ada drama dengan tetangga, atau komentar soal larangan anak boleh makan apa dan tidak boleh makan apa. Secara tinggal di Perumahan kompleks BTN memang tidak ada yang terlalu saling peduli.

Beda lagi ketika saya harus ngontrak rumah di BTN milik kakak sepupu saya, di situ saya rasakan kebebasan finansial yang sebenarnya. Meskipun tidak merasakan kebebasan hidup, karena saat itu ada kejadian yang membuat saya harus pindah dari rumah BTN saya sendiri. 

Gaji utuh, tunjangan kinerja utuh, benar-benar merasa seperti orang kaya. Beli apa pun yang saya mau cash, cukup bayar listrik dan air serta jaga kebersihan rumah saja. Andai pun saya bayar biaya ngontrak, itu nilainya sangat kecil bila dibandingkan dengan penghasilan saya saat itu. Dalam hati saya bergumam, "Begini rasanya tidak punya utang, begini rasanya kebebasan finansial".

Bahkan saya bisa menabung hampir 4-5 juta setiap bulannya. Kurang apa lagi coba, seakan berada di atas angin. Tak ada yang bisa meremehkan saya atas kebebasan finansial itu. 

Berkaca dari 2 perbandingan cerita kehidupan yang pernah saya jalani, pilihan selalu kembali pada kebutuhan dan pandangan masing-masing, bukan? 

Ada orang yang mungkin lebih memilih ngontrak karena alasan tak mungkin kredit tersandung penghasilan yang tak memadai, ada yang ngontrak karena memegang keyakinan akan larangan riba (bagi Islam), ada juga yang lebih suka ngontrak sambil menabung untuk membangun rumah sendiri, meskipun sulit sekali.

Sebaliknya, ada orang yang menganggap tak apalah bersakit-sakit dahulu menyicil rumah, supaya hari tua tak perlu pusing pulang ke mana. Ada juga yang berpikir 'supaya penghasilan saya jelas lari ke mana dan kelihatan wujudnya' maka lebih baik kredit saja, nabung biasanya banyak godaan belanja. Atau yang memilih KPR karena menganggap ngontrak tak membuat kita punya, mending kredit biar kita semangat berusaha.

Berusaha bayar cicilan kredit maksudnya.

Saat tulisan ini saya buat, saya sudah kembali ke rumah BTN yang dulu dan mulai menata lagi rumah ini. Lanjut lagi dengan cicilan yang sisa 5 tahun lagi. Lanjut lagi dengan setoran setiap bulannya, meskipun bagi saya agak kurang suka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun