Akan halnya peristiwa di Kalimantan, kita pastikan mereka tidak menggunakan komunikasi dengan baik sehingga keadaan peserta didiknya yang tidak memiliki telepon genggam dan seragam, baru terdeteksi ketika hendak mengikuti ujian.
Pengusiran tersebut tentu saja akan berdampak pada kejiwaan peserta didik yang kebetulan berusia 10 tahun. Ibu guru tersebut secara langsung ataupun tidak langsung sudah melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan.
Apalagi kalau dikaitkan bahwa seorang guru yang notabene ASN harus memiliki nilai-nilai "Berakhlak" (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) sebagai perwujudan dari panduan berpikir, bertutur, dan berperilaku dalam Core Values ASN.
Di bawah ini akan kita uraikan arti dari Berakhlak.
Berorientasi Pelayanan
Poin ini berisi bahwa seorang ASN harus memiliki keinginan serta memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan prima kepada mayarakat (dalam hal ini, anak didiknya), sehingga kejadian seperti di atas tidak akan ada.
Melayani peserta didik tidak harus dengan membelikan telepon genggam, namun setidaknya ada komunikasi yang baik dengan mencari jalan keluar sehingga masalah anak didiknya terpecahkan.
Akuntabel
Semua ASN harus bertanggung jawab penuh akan peserta didiknya. Tanggung jawab sendiri akan terlihat ketika guru mampu menyelesaikan masalah.
Sikap guru yang mengusir peserta didiknya tentu bukan sikap yang terpuji. Selain masalah tidak terselesaikan, yang ada malah makin bertambah. Anak merasa semakin terpojokkan, apalagi melihat kondisi orang tuanya yang tidak memungkinkan.
Kompeten
Guru harus kompeten dan terus belajar memperbaiki diri dalam segala hal, termasuk perilaku kepada peserta didiknya.
Perlu diingat, kompeten tidak hanya dari segi akademis, namun  juga dari segi nonakademis sehingga menjadi guru yang tidak hanya cakap secara IQ, namun juga ESQ.
Harmonis
Kata harmonis akan terwujud apabila di lingkungan kita sudah tercipta rasa saling menghargai. Menghargai  perbedaan, peduli satu sama lain, kasih sayang.Â