Oleh : Ernita anastasia1) dan Junianto 2)
Mahasiswa Program Studi Perikanan Unpad
Dosen Program Studi Perikanan Unpad
Definisi dari otak-otak ikan itu sendiri yaitu produk yang berasal dari daging ikan dicampur dengan tepung tapioka dan olahan bumbu lainnya seperti gula, santan, garam, bawang merah, lada, bawang putih.olahan otak-otak ikan bersumber dari daerah sumatera, lalu berkembang ke daerah yang lainnya termaksud pulau jawa. Otak-otak ikan bersumber dari daging ikan tenggiri.tujuan dari olahan otak-otak ikan yaitu untuk mendapatkan dan memiliki cita rasa yang khas dan disukai oleh kalangan masyarakat baik dari anak muda hingga orang tua.sedangkan jenis produksi olahan otak-otak ikan dapat dilakukan melalui industri maupun skala rumah tangga (Agustini et al 2006). berikut merupakan beberapa langkah untuk membuat otak-otak ikan yaitu :
Memilih ikan yang akan digunakan untuk proses pembuatan otak-otak
Mencuci ikan tersebut hingga bersih dan diberi jeruk nipis untuk menghilangkan bau amis
Menyiangi daging ikan yang telah disiapkan lalu menggiling daging ikan tersebut dengan mesin penggiling hingga hancur dan bisa digunakan untuk proses pembuatan otak-otak ikan.
Menyiapkan tepung tapioka dan mencampurkannya ke dalam daging ikan yang telah disiangi dan menuangkan tepung tersebut sedikit demi sedikit hingga tepung dan daging ikan tersebut tercampur secara rata.
Menyiapkan santan dan bumbu (royco dan gula pasir) lalu campurkan dengan tepung tapioka dan diaduk kembali hingga tercampur secara merata lakukan waktu pembuatannya 45-60 menit
Adonan yang telah jadi lalu dicetak dengan bentuk lonjong ataupun bulat lalu didiamkan selama 10-15 menit dan adonan siap dipasarkan.
Sebelum dipasarkan, produk otak-otak ikan diduga dapat disimpan dalam refrigrator yang bersuhu 5-25°C. pada suhu inilah otak-otak ikan dapat bertahan hingga 5-30 hari. bahan baku utama dari pembuatan otak-otak adalah daging ikan yang telah dilumatkan dan ditambahkan dengan bahan tambahan pangan yang dicampurkan selama proses pengolahan berlangsung. Biasanya daging ikan yang digunakan berwarna putih jika daging berwarna merah kurang layak digunakan karena akan mempengaruhi pada produk tersebut. (Putra et al 2015)
Otak-otak ikan dikemas dengan menggunakan plastik secara vakum dan diletakkan di freezer terlebih dahulu untuk pengiriman jarak jauh. Ikan tenggiri memiliki kandungan aktin dan miosin cukup tinggi sehingga bakso yang dihasilkan bertekstur bagus. Selain itu, ikan tenggiri ini memiliki harga yang terjangkau dan relatif murah serta banyak ditemukan di pasar atau swalayan (Riyadi dan Atmaka 2010).
No
Variabel
Hasil Nilai
Output, Input dan Harga (satuan)
1
Hasil produksi otak-otak Bandeng (Kg/Bulan)
234
kg/bulan
2
Bahan baku
(Kg/bulan)
234
kg/bulan
3
Tenaga kerja (hk/bulan)
40,5
4
Faktor Konveksi
/(2)
1
5
Koefisien Tenaga Kerja
(3)/ (2)
0,173
6
Harga Produk rata-rata
(Rp/Kg)
32.500
7
Upah rata-rata (Rp/Hari)
46.666
8
Harga Bahan baku
(Rp/kg)
18.000
9
Sumbangan input lain
(Rp/kg)
3600
10
Nilai Produk= (Rp/Kg)
32.500
11
-Rasio nilai
10.900
12
Keuntungan
(Rp/kg)
2,287
Dari hasil penelitian ini terdapat bahan baku ikan bandeng sebanyak 234 kg/bulan sehingga menghasilkan produk otak-otak sebanyak 234 kg/bulan dalam 18 kali produksi. Kisaran hari kerja berlangsung selama 5-7 hari kerja, sehingga hari kerja yang dicurahkan oleh 3 orang tenaga adalah 40,5 hari kerja sebulan.
Nilai tambah pengolahan ikan bandeng menjadi otak-otak sebesar Rp. 10.900/kg bahan baku. Angka ini merupakan selisih antara nilai produk dengan harga bahan baku dan sumbangan input lain. Besarnya nilai tambah produk yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya biaya sumbangan input lainnya selain biaya bahan baku. Rasio nilai tambah terhadap nilai produk sebesar 0,33%. Artinya, untuk setiap Rp. 100 nilai produk akan diperoleh nilai tambah Rp. 33. nilai tambah menunjukkan nilai yang besar. Hal ini disebabkan tingginya nilai produk, sementara harga bahan baku dan sumbangan input lain tidak begitu besar.
Kebutuhan Konsumen akan Otak-otak Ikan
Pengolahan otak-otak ikan merupakan hasil yang bahannya bersumber dari produk perikanan yang khasiatnya bernilai tinggi serta dapat meningkatkan kecerdasan otak masyratakat terutama khususnya anak kecil. Banyak masyarakat yang tidak suka mengkonsumsi ikan karena berbau amis, banyak duri dan sulit diolah, namun, dengan dibuatnya produk otak-otak yang berbahan dasar ikan ini ketidaksukaan masyarakat akan hilang jika sudah mengenal produk surimi yang berbahan dasar ikan misalnya yaitu otak-otak ikan.
Kebutuhan konsumen adalah keinginan seseorang/lembaga akan barang/jasa yang ditawarkan oleh penjual secara berkesinambungan. Kebutuhan konsumen terhadap otak-otak ikan yaitu untuk untuk menggantikan nasi sebagai bahan dasar untuk cemilan di kalangan rumah tangga. Selian itu kebutuhan kosumen terhadap produk ini bisa dijadikan lauk untuk pengganti ikan karena otak-otak berbahan dasar yang terbuat dari ikan, baik ikan air tawar maupun ikan air laut.
Segmentasi Produk Otak-otak Ikan
Otak-otak ikan sebagaimana produk bakso lainnya sangat digemari oleh masyarakat, sehingga segmentasinya sangat luas. Segmentasi pasar bakso ikan ini dapat menggunakan berdasarkan tingkat pendapatan dan tingkat pendapatan konsumen. Segmentasi pasar bakso ikan berdasarkan usia konsumen juga dapat digunakan.
Menurut Veranita (2011), kunci utama dalam pengembagan usaha bakso ikan dapat dilihat dari keterbukaan pangsa pasar. Faktor demografi dan sosial masyarakat yang menginginkan makanan yang bergizi tinggi, rendah lemak dan kolesterol, yang semua ada pada produk perikanan merupakan peluang untuk meluaskan pangsa pasar menjadi lebih besar lagi.
Bentuk Produk
Bentuk dari otak-otak ikan ini yaitu panjang dan berwarna putih kecoklatan. Bentuk dari produk otak-otak bukan hanya lonjong akan tetapi ada yang berbentuk bulat, persegi panjang tentunya dari ketiga bentuk otak-otak tersebut sangat disukai masyarakat baik anak-anak hingga dewasa. Bentuk yang paling dominan dari produk otak-otak yaitu lonjong. Bentuk olahan dari produk otak-otak ada yang di goreng, direbus/kukus, dari dua bentuk produk olahan tersebut dapat menarik antusisas pecinta kuliner untuk mencicipi atau mencoba dari kedua produk olahan produk otak-otak tersebut serta dapat meningkatkan penjualan dan penghasilan.
Promosi yang telah dilakukan
Promosi yang telah dilakukan yaitu hanya dengan cara disebarkan ke warung-warung sayur ataupun ke pasaran yang ada di wilayah bekasi dan sekitarnya. Hanya saja penambahan promosi untuk otak-otak yaitu dipromosikan di media sosial seperti shopee, lazada, instagram, facebook dan lain-lain agar produk tersebut dikenal oleh masyarakat dan banyak yang membeli produk otak-otak tersebut.
“Teruslah berninovasi dan berkarya untuk menciptakan produk perikanan yang lebih bermanfaat bagi masa depan ”
Referensi
Agustini, T.W, A.S. Fahmi, U. Amalia. 2006. Diversification of Fisheries Products. Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Nurdiansyah, Y., Trilaksani W., Santoso J. 2016. Analisis Pengaruh Spesifik Implementasi SNI Bakso Ikan pada UKM Sakana Indo Prima (SIP) Peraih SNI Award 2016. Jurnal Standarisasi. 21(1): 79-90.
Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan. 2018. Mengolah Bakso Ikan. Modul Pengolahan Pasta Ikan.
Riyadi, N.H dan Atmaka W. 2010. Diversifikasi dan Karakterisasi Citarasa Bakso Ikan Tenggiri (Scomberomus commerson) dengan Penambahan Asap Cair Tempurung Kelapa. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian. 3(1): 1-11.
Waridi. 2004. Pengolahan Bakso Ikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta.
Veranita, Dian. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Bakso Ikan Tuna Surimi dan Campuran Studi Kasus Pada CV. Bening Jati Anugerah, Bogor. Tugas Akhir. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H