Mohon tunggu...
Erni Irawati
Erni Irawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student at Sociology Education, State University of Jakarta

Saya adalah mahasiswi aktif di Pendidikan Sosiologi UNJ dengan kemauan tinggi yang besar untuk belajar hal baru dan memiliki hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kasus Pelecehan Seksual di Universitas Riau dengan Menggunakan Teori Relasi Kuasa Michel Foucault

17 Desember 2022   16:03 Diperbarui: 17 Desember 2022   16:09 1830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam contoh kasus di atas, terdapat dengan jelas konflik kepentingan yang ada di dalamnya. Dilansir dari tempo.co, Syafri Harto yang menjabat sebagai Dekan Fisipol Universitas resmi diputuskan oleh Hakim Pengadilan Negeri Pekanbaru sebagai pelaku yang tak bersalah atas tuduhan pelecehan seksual ini. Syafri berpendapat bahwa adanya tuduhan tentang adanya pelecehan seksual tersebut terjadi lantaran ia akan menjabat sebagai Rektor di Universitas Riau di tahun berikutnya. Namum, ketika diminta untuk wawancara lebih lanjut mengenai hal tersebut, Syafri menolak dengan berpura pura telepon agar tidak diganggu. 

Fenomena adanya konflik kepentingan yang terjadi antara Syafri dengan lawannya (orang yang ingin menjatuhkannya) dapat ditelaah melalui sosiologi. Walaupun Syafri telah dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan pelecehan seksual tersebut, namun tentunya hal ini masih menjadi pertanyaan, apakah skema pelecehan seksual tersebut murni atas dugaan pencemaran nama baik atau Syafri lah yang “bermain” lebih dalam atas dugaannya tersebut. Syafri akan bertindak sesuai dengan kepentingan yang ada di dalam dirinya dan yang melatarbelakangi dirinya sendiri. Pada kasus ini, Syafri bertindak atas kepentingannya untuk melawan korban. Korban berinisial L pun bertindak atas kepentingannya yang dilecehkan begitu saja oleh Syafri. 

Syafri dan L sempat dipertemukan di ruang sidang pengadilan, dalam keterangan yang diajukan tempo, L merasa gemetar ketika diminta untuk menceritakan ulang tentang kejadian pelecehannya. Jika memang Syafri benar bahwa tuduhan atas kasus pelecehan seksual yang ia keluarkan hanyalah sebuah fitnah, tidak seharusnya L merasa gemetar ketika diminta untuk menjelaskan kejadian tersebut (yang menandakan trauma). Selain itu, tidaklah masuk akal bahwa L berani mengorbankan masa depannya (jika memang L menjadi kambing hitam dalam kepentingan seseorang) demi menghancurkan karir suatu dekan. 

RELASI  KEKUASAAN DI MASYARAKAT MENURUT MICHEL FOUCAULT

Dalam hubungan interaksi antara individu dengan individu, tentunya terdapat kepentingan yang dapat menyebabkan terjadinya relasi di dalamnya. Relasi yang kuat antara individu dan individu akan membuat kekuasaan yang tentunya dapat menguntungkan siapapun di dalamnya. Relasi kekuasaan sering disalahgunakan oleh individu, terlebih ketika di dalam diri individu tersebut ada kepentingan yang mendasarinya. Dalam membahas tentang kekuasaan, terdapat tokoh sosiologi bernama Michel Foucault yang membahas tentang relasi antara kekuasaan dan pengetahuan. Foucault terinspirasi dari pemikiran Nietzsche tentang adanya relasi dari kekuasaan dan pengetahuan yang nantinya dibahas lebih dalam secara sosiologi.  Dalam membahas tentang kekuasaan, Foucault mengaitkannya dengan bagaimana produksi pengetahuan berkaitan dengan cara seseorang mengatur dirinya sendiri dan orang lain. Dalam arti lain, Foucault berpendapat bahwa pengetahuan atau ilmu yang didapatkan seseorang akan mampu menghasilkan kekuasaan dengan cara menaikkan derajat orang tersebut menjadi subjek dan kemudian memerintahkan subjek tersebut dengan pengetahuan. 

Dalam menjelaskan lebih lanjut mengenai kekuasaan, Foucault juga menulis buku berjudul Power/Knowledge pada tahun 1980. Dalam bukunya tersebut, Foucault menyinggung tentang seks yang dilandaskan oleh kekuasaan (power and knowledge), Foucault memunculkan pemikiran semiotik dari Saussure yang berarti realitas sosial dan signifiant yang berarti penanda bagian dari bahasa yang berupa bentuk dan bunyi, juga terdapat signific yang berarti tanda bahasa yang berupa makna, nilai, dan konsep. 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Foulcult mengatakan bahwa kekuasaan (power) memiliki korelasi dengan pengetahuan dan sebaliknya. Kekuasaan bagi Foucault berada pada strategi yang dioperasikan setiap jenjang. Hal ini memiliki arti bahwa kekuasaan bukanlah monopoli dari kalangan atau kelas tertentu karena kekuasaan memiliki sifat produktif yang berarti memproduksi pengetahuan. 

Foucault mencetuskan istilah “mikro fisik kekuasaan” yakni  aspek kekuasaan yang berada di dalam masyarakat secara keseluruhan. Menurut foucault, di dalam masyarakat terdapat benturan strategi dengan yang lain. Hal yang dianggap penting bagi foucault ialah tentang hasil dari benturan tersebut. 

Kekuasaan menurut Foucault memiliki perbedaan konsep dengan kekuasaan yang dicetuskan oleh Marxian dan Weberian. Bagi Foucault, kekuasaan bukan disebut sebagai relasi suatu kepemilikan properti atau privilege yang mampu dipegang oleh beberapa kecil masyarakat yang dicap terancam punah. Foucault menganggap kekuasaan sebagai suatu hal yang positif karena mampu memproduksi pengetahuan yang mengakibatkan adanya  hubungan interaksi yang beragam, menyebar dan mempunyai jangkauan  yang strategis. 

Dalam lingkungan modern, terdapat perbedaan antara masyarakat modern dengan masyarakat tradisional. Foucault menjelaskan bahwa masyarakat modern memiliki kekuatan disciplinary power dan bukan sovereign power. Disciplinary power memaknai kekuasaan sebagai bentuk normal dari kelakuan yang dibuat dengan mengoptimalkan pemanfaatan produktif dan reproduktif tubuh. Disciplinary power beroperasi menggunakan tubuh dengan mengabaikan bentuk normal dari kekuasaan tersebut sebagai bentuk proses pembiasaan dalam tubuh terhadap perilaku dan membuat subjek berada di posisi hasil kendaraan dan efek bagi kekuasaan Berbeda dengan sovereign power yang memiliki arti negatif yakni tentang pengabaian perilaku melalui kedisplinan terhadap hukum, sementara menurut Foucault, disciplinary power bersifat power produktif yakni mampu mengambil control kepada tubuh lewat mekanisme pengawasan dan diatur melalui proses normalisasi kekuasaan terhadap tubuh.

Foucault juga menjelaskan tentang adanya perbedaan relasi kuasa dengan relasi dominasi. Menurutnya, relasi dominasi mengatakan bahwa relasi antar subjek tidak berlangsung secara sejajar melainkan dengan berpangkat.  Relasi dominasi mempunyai ruang yang terbatas dalam penentuan pilihan atas suatu tindakan (Foucault,1982a). Foucault menjelaskan lebih lanjut bahwa relasi dominasi merupakan wujud  dari hasil  relasi kekuasaan yang  seimbang, sulit dipertahankan, aman, dan berhierarki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun