Seperti yang juga ditekankan oleh Jufrizal (2014) bahwa pengajaran bahasa asing tidak bisa lepas dari pembelajaran tata bahasa dari bahasa itu sendiri. Oleh karena itu dalam hubungannya kegiatan berbahasa, kompetensi berkomunikasi yang merupakan salah satu kontribusi yang diberikan dari pengajaran tata bahasa pedagogis ini kepada pembelajar bahasa merupakan salah kompetensi yang mutlak dimiliki. Jadi dengan kata lain, pembelajaran tata bahasa pedagogis dibutuhkan agar kesadaran akan kompetensi berkomunikasi dan kompetensi linguuistik sebagai salah dua dari empat kompetensi yang harus dicapai dalam pendekatan pengajaran berbasis komunikasi agar dapat menjadi lebih dikembangkan.
Tantangan dalam Penyusunan dan Pengembangan Tata Bahasa Pedagogis di Indonesia
Tantangan terbesar dalam menyusun dan mengembangkan tata bahasa pedagogis adalah adanya keberagaman masalah yang bersumber dari unsur tata bahasa itu sendiri yang dimiliki oleh pembelajar bahasa dalam setiap aspek keahlian yang harus mereka kuasai dalam hal ini yaitu keahlian berbicara, keahlian menulis, keahlian menyimak, dan keahlian membaca.Â
Berbagai unsur dari tata bahasa yang terdapat dalam Bahasa Inggris menuntut seorang pengajar bahasa untuk dapat mengenali kesulitan-kesulitan yang ditemukan dari pembelajar bahasanya dalam proses pembelajaran yang dijalankannya. Â Dengan kemampuan untuk mengidentifikasi tersebut, seorang pengajar bahasa akan mampu menemukan suatu metode pengajaran yang tepat sesuai dengan pendekatan pengajaran yang komunikatif sehingga penyusunan bahan ajar tata bahasa yang akan diberikan kepada pembelajar bahasa akan lebih signifikan dan terfokus sehingga pengembangan akan pembelajaran tata bahasa pedagogis inipun akan lebih bermakna dan akan selalu bersifat dinamis sesuai dengan kebutuhan pembelajar.Â
Satu hal yang perlu ditekankan disini sesuai tujuan dari penulisan artikel ini adalah sesuai dengan akar pemahaman suatu bahasa, sesuai dalam konteks pengajaran bahasa, maka aspek semantic dalam tiap proses baik mulai dari penyusunan hingga pengembangan tata bahasa pedagogis dapat lebih ditonjolkan agar pemahaman yang diharapkan akan dapat lebih ditimbulkan oleh pembelajar dan pada akhirnya tujuan pengajaran bahasa asing khususnya dalam hal ini Bahasa Inggris lebih dapat mudah tercapai sesuai yang diharapkan, dan dimana tentunya hal ini masih perlu dipertegas melalui studi-studi lain yang bisa dilakukan oleh pelaku bahasa, terutama pengajar bahasa.
Simpulan/Saran
Pembelajaran dalam tata bahasa pedagogis merupakan salah satu pendekatan pengejaran yang modern dalam pengajaran bahasa, baik Bahasa Inggris sebagai bahasa asing dan atau bahasa kedua. Â Pembelajaran tata bahasa yang diperuntukkan untuk kepentingan pembelajar bahasa ini menjadi satu pendekatan yang dapat membantu baik dari sisi pengajar bahasa dan pembelajar bahasa dalam mencapai kompetensi berbahasa sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.Â
Begitu masih banyaknya masalah yang ditemukan dalam praktisnya dikarenakan bisa dijadikan karena kurangnya kesadaran akan kedua pihak (pengajar dan pembelajar) bahasa akan pentingnya pembelajaran tata bahasa ini, bahkan dapat juga karena kurangnya pondasi pemahaman akan hakikat pembelajaran itu sendiri.Â
Berakar dari konsep filsafat pengajaran bahasa itu sendiri, disarankan  agar dalam proses pembelajaran bahasa, semua unsur yang dilibatkan dalam proses tersebut, salah satu konsep yang juga sebagai salah satu cabang dari ilmu bahasa itu sendiri, yaitu semantic agar dapat juga lebih ditonjolkan  seiring dengan pembelajaran tata bahasa. Hal ini memerlukan satu cara berpikir lebih kreatif dan kritis dari pengajar  bahasa untuk mampu mengkombinasikan kedua unsur ini (semantic dan tata bahasa) ke dalam proses pembelajarannya. Hal ini juga menjadi salah satu altenatif yang bisa dilakukan dan dijadikan satu kemungkinan penelitian lain yang bisa dilakukan untuk menjelaskan keterkaitan kedua aspek ini secara lebih akurat dan ilmiah. Â
 Referensi
Almazloum, M. (2018). Pedagogical Grammar: Learners' Beliefs do Matter. International Journal of Language and Linguistics, 5 (3), 41-53, DOI: 10.30845/ijill.v5n3p4.