Pendahuluan
Akan selalu ada keterkaitan yang saling mengikat dan menguntungkan antara tata bahasa pedagogis dan pemerolehan bahasa sebagai bahasa asing dan atau bahasa kedua. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan konsep dari tata bahasa pedagogis itu sendiri sebagai salah satu elemen yang terdapat dalam ranah linguistic yang merupakan tata bahasa dimana peruntukannya ditujukan semata-mata untuk pembelajar bahasa yang dapat dilihat dari sisi teoritisnya dan praktisnya (Jufrizal, 2014).Â
Berbagai macam studi telah dilakukan berkaitan dengan aplikasi tata bahasa pedagogis ini, misalnya dalam proses pembelajaran yang dilihat dari sisi persepsi pengajar dan pembelajar bahasa mengenai tentang pembelajaran tata bahasa, cara pandang dari pengajar bahasa dalam memahami konsep tata bahasa dalam Bahasa Inggris, kesadaran pengajar dan pembelajar bahasa akan pentingnya tata bahasa dalam Bahasa Inggris, latar belakang pengetahuan yang dimiliki pengajar dan pembelajara bahasa tentang tata bahasa dalam bahasa asng dan atau bahasa kedua tersebut, dan masih banyak sisi lainnya yang masih dapat ditelusuri mengenai sisi praktis dari aplikasi tata bahasa pedagogis ini.
Satu studi dilakukan oleh Zaki & Usmani, (2015) melalui metode data pengumpulan data yang bersifat longitudinal yang bertujuan untuk mencari tahu faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan dalam perkembangan bahasa dari subjek-subjek  yang ditelitinya, motivasi yang rendah dan ketertarikan yang kurang dari pembelajar bahasa nya, adanya sikap yang negative dari para pengajar dan pembelajar bahasa dalam penelitiannya sehingga terefleksikan pada ketidakmampuan mereka dalam memahami tata bahasa dalam Bahasa Inggris yang pada akhirnya terlihat pada kegagalan mereka dalam pencapain tujuan dari pembelajaran tersebut.Â
Hasil penelitian menunjukkan bahwa factor yang menyebabkan kondisi yang ditemukan dikarenakan adanya cara pandang pengajar dan pembelajar bahasa tersebut bahwa tata  bahasa dalam Bahasa Inggris dianggap tidaklah terlalu penting atau dapat juga dikatakan bahwa rendahnya kesadaran mereka akan kepentingan tata bahasa, lalu adanya juga ketidakjelasan akan ruang lingkup yang terdapat dalam pembelajarana tata bahasa tersebut, kemudian adanya juga kesenjangan antara pengetahuan mengenai tata bahasa yang dimiliki antara pengajar bahasa dan pembelajar bahasanya.
Kemudian studi lain juga dilakukan oleh Almazloum (2018) yang berusaha menemukan hal-hal yang membangun cara pandang pembelajar bahasa yang dijadikan sebagai subjek penelitiannya mengenai tata bahasa pedagogis pada salah satu progam studi di satu pendidikan tinggi di California. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pandang mereka dibangun atas dasar kepercayaan yang timbul dari mereka sendiri yang bersumber dari pemahaman mereka akan pentingnya tata bahasa tersebut dan kemampuan pengajar bahasa yang mampu mengajarkan tata bahasa tersebut kepada pembelajar bahasanya dalam proses pembelajaran yang mereka lakukan.Â
Kemudian dalam penelitian Yousuf dkk (2019) yang menemukan bahwa salah satu factor dominan yang mempengaruhi keyakinan pengajar bahasa dalam mengajarkan tata bahasa kepada pembelajar bahasanya adalah dikarenakan adanya pengaruh yang cukup signifikan yang berasal dari pengalaman yang diperoleh oleh pengajar bahasa tersebut pada saat mereka mendapatkan pengajaran tata bahasa pada saat mereka masih dalam proses belajar sebagai pembelajar bahasa.Â
Kemudian pengajaran  mengenai tata bahasa ini di fokuskan denga kaitannya dengan salah satu keahlian berbahasa yang harus dimiliki oleh pemnelajar bahasa yaitu misalnya dalam keahlian menulis seperti penelitian yang dilakukan oleh Effendi, dkk (2017) dan Omar (2019) dimana ditemukannya ternyata rendahnya keahlian menulis mereka yang rendah yang terlihat dari kemampuan menulis mereka disebabkan karena satu factor dominan yaitu penguasaan tata bahasa mereka yang rendah yang diakibatkan dari ketidakefektikan pembelajaran yang mereka dapatkan dari guru atau pengajar mereka yang dilihat dari strategi mengajar yang kurang sesuai dengan mereka dan ketidakcukupan ketersediaan waktu yang disediakan untuk mereka dalam belajar Bahasa Inggris.
Dari berbagai studi yang telah dilakukan, penelitian-penelitian diatas menunjukkan  bahwa kurangnya adanya sentuhan pada sisi hakikat dari pembelajaran tata bahasa pedagogis itu sendiri sehingga masalah masih banyak ditemukan pada dimensi praktisnya terutama dari aspek pencapaian pembelajaran yang berakibat baik dari sisi pengajar bahasa maupun dari si pembelajar bahasa.Â
Untuk mempelajari hakikat dari bahasa itu sendiri, (substansi dan sruktur bahasa) sebagai objek material, filsafat bahasa mencoba untuk menjelaskan hakikat dari bahasa itu sendiri (Nugroho, 2018). Dalam pembelajaran tata bahasa pedagogis, pemahaman akan hakikat pengajaran pembelajaran tata bahasa tersebut akan aspek ontologis, epistomologis, dan aksiologisnya baik bari pengajar bahasa maupun pembelajar akan memberikan refleksi pembelajaran yang akan lebih teroragnisir dan terarah dengan tujuan pembelajaran yang akan lebih kompehensif. Karena tidak dipungkiri bahwa, tata bahasa pedagogis sebagai salah satu elemen dari linguistic memiliki relevansi yang kuat dengan filsafat dalam perkembangannya sebagai satu ranah kajian ilmu (Nugroho, 2018).
Tinjauan Teori Terkait