Mohon tunggu...
Erna Setyowati
Erna Setyowati Mohon Tunggu... Administrasi - staf administrasi

hobi membaca, menulis cerita, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rindu Ayah

28 April 2024   10:20 Diperbarui: 28 April 2024   10:27 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pak, walau bagaimana pun, aku tetap terlahir darimu, walau bagaimanapun kau tidak mempedulikanku, aku harus tetap memaafkanmu. Semoga Allah Swt juga mengampunimu."

Mirna berdiri dari duduknya dan mendekati tempata tidur Prastowo. "Kita bacakan yasin saja Rin. Semoga penyembuh baginya." kata Mirna.

Mirna dan Karin membaca surat yasin. Selesainya membaca surat yasin, Mirna mendekatkan mulutnya ke telinga Prastowo seraya berbisik. "Mas, aku minta maaf padamu jika aku banyak salah padamu. Semua kesalahanmu juga sudah aku maafkan mas." kata Mirna sambil menyeka air matanya.

"Laa ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadur Rasulullah" ucap Mirna membisikkan di telinga Prastowo.

Mirna menyentuh denyut nadi Prastowo. Terhenti. Karin terhenyak. Mirna menyuruh Karin memanggil suster. Karin berlari mencari suster. Suster lalu datang memeriksa. Lalu menggelengkan kepalanya. Alat infus dilepas dari tangan Prastowo. Karin menangis sambil menutup mulutnya. Mirna juga menangis sambil menelepon mas Heru, kakaknya yang lain.

Tiga jam kemudian, jenazah Prastowo sudah dimandikan dan dikafani. Setelah menelepon saudara sepupu tante Mirna untuk menyiapkan tempat pemakaman, jenazah Prastowo langsung dibawa ke pemakaman untuk dimakamkan. Pelayat yang datang di tempat pemakaman memberikan semangat kepada Mirna dan Karin. 

Setelah para pelayat pergi. Karin memandangi tanah pemakaman yang masih basah dengan nisan nama Prastowo di sana. 

Matanya sembab, air matanya terasa kering. 

"Bapak, kita tidak mengenal lama layaknya ayah dan anak, tapi bagaimanapun aku akan selalu mendoakanmu dalam setiap sholatku. Semoga kau tenang di sana. Dan Allah Swt mengampuni dosa-dosamu dan menerima amal ibadahmu." kata Karin.

Karin lalu memegangi Mirna. Mereka berdua meninggalkan tempat pemakaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun