Siasat lainnya dengan aktif mencemooh dirinya di ruangan gagasan dalam bentuk rompi atau kaos bertuliskan selain "Putra Mulyono" dan hal itu dinantikan oleh netizen. Apakah Kaesang lulus ujian cemoohan dari netizen tatkala mengubah rompi atau jenis lain dengan bunyi tulisan yang berbeda? Anda pikir ini lucu?
Sampai kemudian, ada orang melihat sebagai kaum yang agak langkah di bumi karena netizen nggak pernah kekurangan bahan. Bahwa netizen yang kritis dan kocak sebagai kaum pencemooh gagasan selama itu bertentangan dengan semangat dan nilai-nilai dasar Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.Â
Bukankah memungkinkan untuk memahami dan menafsirkan secara berbeda terhadap nilai-nilai dasar negara?
Lantas, apa yang baru selain dari rompi bertuliskan "Putra Mulyono" untuk digagas sekaligus dicemoohi? Apakah masih ada "senjata" yang lain di luar kaos bertuliskan "Korban Mulyono" untuk melawan dengan menggunakan energi di balik rompi bertuliskan "Putra Mulyono?" Nah, gagasan yang aneh dan baru di balik rompi bertuliskan "Putra Mulyono" dimulai dari Kaesang Pangarep. Terus, kaos bertuliskan "Korban Mulyono" yang meramaikannya.
Namun, yang terbuka kemungkinan banyak cemoohan dari netizen. Yang jelas juga, rompi bertuliskan "Putra Mulyono" itu berasal dari Kaesang.
Mustahil dia menerima bulat-bulat jika tidak sesuai keinginannya. Bayangkan, cemoohan menukik ke ragam usulan dari netizen tentang rompi Kaesang bertuliskan "Adik Fufufafa" atau cemoohan "Pelaku Gratifikasi," "Temen Nebeng," "Muka Tembok," "Keluarga Nepotisme" hingga "Songong" dan "Dicebokin Bapak." Mayoritas kaum pencemooh tidak nyasar adalah mereka yang akhirnya jadi momok-momok yang meneror dengan nasib menjaga kedaulatan republik medsos.
Konyolnya, cemoohan secara tertulis dengan berbagai julukan untuk membalas rompi Kaesang bertuliskan "Putra Mulyono" menjadi gagasan "murni" untuk memainkan para netizen sebagai pencemooh yang reaktif karena kaos bertuliskan "Korban Mulyono" adalah hal biasa. Mereka bahkan seakan terperangkap oleh hasrat untuk membalas lawan.Â
Rompi Kaesang bertuliskan "Putra Mulyono" bukan beban bagi dirinya, malah dianggap basi jika kaum pencemooh mengubahnya sebagai balasan seperti kaos bertuliskan "Korban Mulyono" saat wara-wiri di medsos. Orang yang ragu melihat bahwa biar baju bertuliskan "Korban Mulyono" dan julukan lainnya "digoreng" lewat medsos bakal tidak ada hasilnya.
Karena sebuah gagasan yang dianggap recehan dan gimik ndeso, maka rompi bertuliskan "Putra Mulyono" bisa jadi mengubur kaos bertuliskan "Korban Mulyono" seiring berlalunya waktu melebihi medsos di dunia nyata. Sebagian kaos bertuliskan cemoohan pada Mulyono dan Kaesang akan tersimpan dalam jejak medsos sebagai kenangan. Sebagian yang lain akan terlihat sejauh mana gagasan Kaesang dengan rompi bertuliskan "Putra Mulyono" memiliki kemampuan handal sebagai jebolan sebuah cemoohan dari netizen.
Begitulah masalah belum muncul di balik permukaan. Ada orang menilai bahwa kaos bertuliskan "Korban Mulyono" menjadi alat yang digunakan untuk memukul mundur gagasan di balik rompi bertuliskan "Putra Mulyono." Kata lain, orang percaya jika menyerang balik dengan menggunakan energi lawan perlahan-lahan akan keok.
Selama ini, menggunakan energi lawan mirip jurus di dunia 'bela diri' belum tentu cocok dengan kaos bertuliskan "Korban Mulyono" untuk membalas rompi bertuliskan "Putra Mulyono" dan julukan lainnya sebagai bentuk cemoohan dari netizen.Â