Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjuangan Komedian untuk Melawan

23 Agustus 2024   11:33 Diperbarui: 21 September 2024   16:55 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu, sekali rilis saja dari pemilik akun TikTok bukan isapan jempol bisa menembus balasan like ribuan kali.

Tetapi, urusan yang demikian tidak membuat komika terusik di tengah masih banyak artis atau seleb yang tidak terlibat dalam aksi unjuk rasa. Suka-suka mereka karena tidak ada juga komika dipaksa untuk aksi unjuk rasa di depan gedung DPR. Saya kira, para komedian yang hadir di sana sudah kebal dengan peduli atau tidak atas parahnya berdemokrasi di negeri kita.

Katakanlah ada sindiran dan celaan pada Abdel Achrian dan para komika lainnya yang turun aksi unjuk rasa di depan gedung DPR. Mereka nampak menikmati protes massa di hari Kamis. 

Sayangnya juga sentilan kata-kata yang menohok sulit dihindari yang ditujukan ke para komika.

Sebutlah diantaranya: "Sepi job, akhirnya pada demo cari nasi bungkus karet dua." "Halah komika kampungan. Sok demo-demoan. Sok peduli bangsa, sok peduli rakyat, sok paling lucu dan melawan. Pulang saja ke timur, bikin susah di Jakarta." 

Ada lagi sindiran. "Lagi pula, kenapa sih pejabat malah switch jobdesk? Masa iya mengambil-alih kerjaan komika. Seharusnya  mereka jangan ngelawak nyambi, itu menyeruduk kerja pejabat dong. Sudah tahu, negeri ini lucu, tetapi biarkanlah komika saja yang lucu, pejabatnya tidak usah ikut-ikutan." 

Begitulah, apa yang menyenangkan komedian, belum tentu baik bagi pihak lain.

Bagaimana jika para komedian menyerukan sesuatu. "Wahai, para dokter, perawat, bidan, apoteker, dan profesi tenaga kesehatan lainnya bentuk juga partai politik supaya nasib tidak diabaikan dengan putusan MK!" "Hei, para guru, dosen, profesor, siswa, mahasiswa, dan dunia pendidikan lainnya buatlah rancangan undang-undang Pilkada yang seiring dengan MK!" Salut sama para komika yang berdemo bersama massa lainnya.

Kelak, para komedian akan dikenang dan terlacak jejak-jejak perjuangannya. Oh, Abdel Achrian, Abdur Arsyad, Bintang Emon, dan para komika lainnya pernah orasi atau aksi unjuk rasa melawan revisi Undang-Undang Pilkada! 

Sekarang, marilah kita kembali ke dunia normal sembari waspada di lingkungan sekitar. Tunggu dulu bang, jangan lupa melawak! Hidup Stand-Up Comedy!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun