Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjuangan Komedian untuk Melawan

23 Agustus 2024   11:33 Diperbarui: 21 September 2024   16:55 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Pada akhirnya, para komika yang terlibat aksi unjuk rasa punya hitungan tersendiri. Mereka sadar, di balik aksi unjuk rasa masih ada saja pihak yang membuang muka, usil, dan mencela. Itu tidak apa-apa. 

Di balik itu, para komedian dilatih untuk lebih kuat menghadapi sindiran dan tantangan. Dalam kondisi yang kadangkala kita hadapi, ada hal-hal yang perlu dipahami, kenapa massa turun ke jalan.

Nah, para komika juga mesti dilihat dari persfektif yang lain, sehingga mereka bisa memihak pada kondisi dimana orang-orang terjebak dari rutinitas melulu. Mustahil pemulung di kota yang dikritik habis oleh pihak luar. Ini namanya salah alamat. Abdel Achrian dan para komedian lainnya ingin keluar dari rutinitas. 

Umpamanya, jika melawak sepekan, apa tidak jenuh? Bukan berarti para komedian menjadikan aksi unjuk rasa sebagai pelarian atau selingan belaka, kecuali atas kesadarannya sendiri.

Coba kita renungkan! Para komika tampil di atas panggung orasi ternyata bisa diselamatkan dari tangan-tangan jahil yang tidak bertanggungjawab lewat endorse dengan tujuan untuk mendukung revisi Undang-Undang Pilkada. Mereka tentu berbeda dengan TikTokers yang nyaris menjadi korban endorse, yang ditawari ratusan juta demi menggagalkan putusan MK. 

Sampai di sini, kita percaya ada pihak yang tidak senang dengan alam demokrasi atau bela konstitusi. 

Sebaliknya, mereka lebih pilih menjadi jongos dan broker-broker politik dari kubu di sebelah. Ah, pusing amat dengan artis istana.

Bisa jadi, para komika lovers diperhadap-hadapkan dengan TikTokers bahkan para influencers di bawah bayang-bayang istana yang dikenal dengan banyak followers ribuan hingga jutaan. Untuk apa Abdel Achrian dan para komika lainnya sibuk urusi Atta Halilintar dengan puluhan juta followers? Ketika saya menengok medsos, cuma sebagian netizen yang masih suka ribut.

Apa urusannya dengan aksi unjuk rasa sebagai bentuk keresahan atas kondisi negeri dengan jumlah followers? Sudah jelas, komedian punya panggung sendiri, YouTuber juga punya obyekan. 

Lalu, kenapa dipermasalahkan? Atta Halilintar juga punya asap dapur sebagaimana Abdel punya kocek sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun