Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jadi Humor dan Omong Kosong Kolonial

18 Agustus 2024   15:17 Diperbarui: 18 Agustus 2024   16:20 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlepas dari bantahan Partai Golkar bahwa mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketum Partai Golkar tidak terkait dugaan kasus korupsi bisa dipastikan ada sesuatu yang luar biasa dan dianggap tidak wajar yang membuatnya mundur, secara teratur atau terpaksa. Di samping itu, arus komentar dan interupsi para netizen di medsos sudah tidak terbendung.

Ah, ini sungguh ironis! Airlangga Hartarto sebagai Ketum DPP Partai Golkar telah sukses mengantarkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dalam Wakil Presiden terpilih, hasil Pemilihan Presiden, April 2024. 

Lantas, dia sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan dianugerahi tanda kehormatan Bintang Republik Indonesia Utama oleh Presiden Joko Widodo jelang Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-79. Sayangnya, dia tumbang juga dari Ketum DPP Partai Golkar?

Kemudian, mungkin mundurnya Airlangga Hartarto (AH) sebagai Ketum DPP Partai Golkar bisa dihubungkan dengan selingan humor sejenaknya. Lewat AH, Partai Golkar bukan tumbang, dia cuma kelelahan. Oh, begitu yah?

Entah itu tumbang atau bukan, jika berhadapan dengan istana, yang lainnya minggir. Sebesar apapun pohon, jika sudah ketemu tukang kayu, ya tumbang!

Istana antum lawan, saya bilang juga apa (nyontek ala Benyamin S)? Pohon beringinnya bukan tumbang, tetapi ditebang. Kayunya mau dibikin perabotan oleh si tukang kayu (tawa pun meledak).

Bukan dia mundur karena berada di posisi parkir mundur saat di areal parkir mal? Dia bukan juga posisi parkirnya, tetapi menyimak konten pidatonya.

"Anda pilih mundur, nama tetap aman atau jika tidak mundur, kasusmu saya bongkar ke publik." Begitulah kira-kira sinopsis film detektif kemarin. Akhirnya, dia tersandera oleh hukum yang dipolitisir, bukan?

Jika kita perhatikan secara seksama rangkaian pidatonya, dia mundur berkat petunjuk Tuhan. Ada yang terlibat dalam pengunduran dirinya, yaitu sesuatu yang dahsyat.

Sejauh ini, baru tahu rupanya pembina partai "di atas" Ketum DPP Partai Golkar itu diplesetkan sebagai "Sang Tuhan Maha Besar." Bukti dari pidato Airlangga Hartarto menyebut nama Tuhan. Kita tidak persis, apakah Tuhan di bibir atau di hati dan pikiran tukang kayu yang super hebat?

Lalu, bagaimana dengan selera humor yang tinggi dari Muhammad Qodari? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun