Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Lima Intelektual Itu Bukan Musuh, Kecuali Kolonialisme Israel

15 Juli 2024   22:45 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:20 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ermansyah R. Hindi - Dokpri

Siapa tahu dengan jurus kunjungan mereka menjadi bahan renungan bagi Israel untuk menghentikan pembantaian warga Palestina. Ini bisa menjadi strategi ajaib, bukan?

Curiga itu boleh. Bagaimana pula jika mereka pergi atas nama pribadi? Masuk akal atau tidak jika yang datang untuk bertemu dengan presiden Israel sampai tidak mengenalnya. Apa kita melawak di depan dunia? 

Jika kecaman dunia atas kekejaman Israel, masuk akal jugakah jika organisasi yang mengutus mereka. Nah, yang rusak siapa? Organisasi, bukan yang berdandan setelan jas di depan kamera. Lantas, muka organisasi ingin ditaruh dimana?

Terlalu jauh kecurigaan menghinggapi kepala kita. Kasus ini juga dikaitkan dengan operasi intelijen Mossad. 

Sayangnya, penilaian bahkan tudingan seperti itu belum punya bukti-bukti yang sahih. Mengapa demikian? Bukan atas nama pribadi-pribadi atau para oknum yang terlibat, tetapi ikut menyeret nama organisasi Islam terbesar seperti Nahdlatul Ulama.

Agen Mossad saja kedodoran menghadapi pejuang Palestina. Apalagi ambil pusing dengan urusan diplomasi. Ada-ada saja kecaman warga di medsos X. 

Terpujilah pembebasan Palestina? Dari cara apapun, yang penting Palestina bebas dari Israel.

Sampai di ujung kalimat ini, saya mengutip dua cuitan di medsos X. "Sebagai rakyat NU aku jengkel liatnya" dan
"Gak mewakili hati nurani warga NU." 

Pada waktunya juga akan cair suasana heboh kelima intelektual muda. Alangkah lebih gagahnya jika kelima intelektual tersebut tidak melupakan gaya Noam Chomsky dan Edward Said dalam menentang Israel. Keduanya bermain dengan kritik atas pembantaian massal yang dilakukan oleh Israel atas warga Palestina. Keduanya melebihi senyummu, derita mereka. Sukaku di balik dukamu. Kita sadar, saat semua mata tertuju pada Palestina, maka kaum intelektual juga perlu melihat ke dalam dirinya. Palestina adalah kita!

Lain halnya, ketika panggilan kemanusian atau curhatan intelektual terasa hambar di tengah pembunuhan terutama anak-anak dan perempuan Palestina. Hati siapa yang tidak luka? Masih adakah secercah harapan di ujung lorong gelap? 

Di situlah titik yang kita nantikan dari lima intelektual muda Nahdliyin. Semoga perdamaian dunia bisa terwujud!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun