Suara yang hidup seiring penampilan tubuh yang menawan bukanlah keberadaan yang langsung hidup dalam silih berganti antara kecantikan dan kejelekan, kesenangan dan penderitaan.Â
Kenza Layli dan sejenisnya yang kita lihat tidak lebih dari reproduksi yang bergerak secara mekanis. Mereka terlepas dari sesuatu yang hidup secara psikis.
Itulah mengapa Kenza Layli mengaku tidak punya emosi. Satu hal lagi, bahwa Kenza Layli sebagai Miss AI terbebas dari anasir 99 persen genom simpanse.
Konyolnya, manusia sebagai makhluk yang paling keren lahir dan batin dalam temuan ilmiah sebagian besar berbanding lurus dengan simpanse. Wah, saya agak merinding dibuatnya.Â
Bukan apa-apa. Kita bisa lebih rendah dari simpanse dan Kenza Layli lebih mantap betul daripada manusia. Tidak ada yang tidak mustahil dalam kasus tertentu.
Masa depan Miss AI akan melacak jejak-jejak Kenza Layli. Setiap kontes kecantikan AI seantero jagat akan melahirkan Layli-Layli lainnya; Miss AI dalam versi yang berbeda-beda. Nanti dulu, Anda yang jauh mendekat, yang dekat lebih mendekat. Usahakan Anda ya jauhi merem melek gara-gara Miss AI, kini atau esok.Â
Lebih dari itu, kita bisa mengarungi dunia nyata dengan mimpi-mimpi. Sepakat atau?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H