Coba, jika berani tutup punya Elon Musk. Jika X masih bandel, lantas cabe-cabean belum sepi justeru banyak ayam-ayam kampus.Â
Memang kita akui. Jika kita mau cerita bahwa urusan perbokepan sebagai akhir dari tabu. Apa itu moral di depan pornografi?
***
Apa yang ingin saya katakan adalah pornografi sebagai tanda akhir dari tabu. Sudah bukan rahasia umum. Anak-anak sudah menikmati pornografi. Itulah buktinya.Â
Bahwa menonton dan membicarakan pornografi secara bebas dengan segala kontennya menandakan sudah tidak ada lagi yang sakral. Menerima atau menolak, seks dengan pornografi dianggap tidak lagi dalam ruang suci. Ampun seribu ampun!
Bagi kawan-kawan yang tidak sok-sokan, tips tambahan, yang membuat jantung kita berdebar. Apa itu?Â
Bagaimana jika kita mendekatkan bola mata ke dalam organ seks? Sekali-sekali intip konten pornografi tanpa sepengatahuan Kemkominfo, sang wasit handal. Sekali terpikat, seketika terbayang.
Lantas, melihat lebih baik. Singkat kata, itu urusan Kemkominfo. Sebagai wasit, Kemkominfo berhak beri kartu merah ke konten pornografi dan judi online. Selebihnya, nitizen juga berhak untuk menikmati medsos X.
Camkan baik-baik kawan! Pornografi punya alasan untuk berada pada sisinya sendiri.Â
Ia menjadi bagian dari ampas sebagai obyek nyata. Dari ilusi gila wujud nyata.
Apa gerangan di kepala para pembuat kebijakan? Saya kira, Kemkominfo tidak cukup membahas masalah moral dan undang-undang pornografi yang ditabrak oleh sindikat film biru.Â