Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mati Ketawa ala Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan

16 Juni 2024   00:34 Diperbarui: 26 Juni 2024   11:00 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ermansyah R. Hindi - Dokpri

Setelah itu, saya menanggapinya. "Mirip ocehan warganet. Wah wah. Ormas keagamaan ikutan urusan tambang. Sebentar lagi pengusaha tambang yang ngurusin agama." Di situ, spontan saya ketawa dalam hati.

Kepada senior sebagai akademisi mumpuni di salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah, di Jakarta. Saya tidak mengurungkan niat untuk menanyakan tentang sudah adakah hasil kajian izin tambang dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah? 

Jawabnya: "Pleno PP yang menentukan. Saya hanya juru bicara "dadakan" untuk tambang." Pertanyaan saya terlontar ketika usai nonton video singkat dari senior.

Ternyata, tidak cukup sampai di situ. Saya berlanjut pada saran atau masukan lewat grup WA. Kanda suhu Doktor Mukhaer Pakkanna⁩, begitu panggilan akrabnya.

Agar lebih menggigit harakah Muhammadiyah, perlu juga bikin konsep semacam "Teologi Materialis." Dengan bukti-bukti materi dari berbagai sarana dan prasarana bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan sebagainya menuju kelola tambang.

Seumpama, izin usaha tambang untuk Muhammadiyah sebagai khalifah bumi, bagaimana? Siapa tahu Muhammadiyah (kita percaya 24 karat) enggan eksploitasi hingga ogah rusakin tambang dan praktik mafia tambang. 

Akan tetapi, Muhammadiyah perlu menjadi contoh terbaik dalam kelola tambang terutama bagi pengusaha tambang tulen (kembali saya tersenyum dalam hati karena terdengar lucu). Contoh terbaik itu tanpa abai terhadap regulasi atau aturan main pertambangan. 

Syoemaangaat kanda!

Atau "kagetan" (Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus/WIUPK) versus "dadakan," kataku serentak.

Di sela obrolan itu, muncul warga grup yang lain. Dia menanyakan dampak eksploitasi tambang seperti kerusakan lingkungan, longsor hingga banjir. 

Saya cuma bercanda dalam menanggapinya. Jadi, gara-gara pak lingkung ini kanda senior yang merusak lingkungan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun