Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mati Ketawa ala Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan

16 Juni 2024   00:34 Diperbarui: 26 Juni 2024   11:00 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ermansyah R. Hindi - Dokpri

Kian ke sini, saya kira bahwa hari-hari yang kita lalui masih tetap banyak tanda tanya pasca-Pilpres 2024. Satu diantaranya, soal izin usaha pertambangan. 

Pada satu sisi, tidak sedikit orang enggan hidup dalam telenovela. Hidup sekadar bumbu penyebab dari sekian episode yang tidak termakna.

Di sisi lain, orang atau kelompok lebih memilih alasan 'tuntutan hidup'. Jadi, bukan perkara lebih rela bokek parah bahkan mati lapar daripada hilang harga diri. Begitulah persoalan eksistensialnya.

Saya menyesal telah meminjam istilah atau frasa dari Slavoj Zizek. Begini kira-kira judulnya. "Mati ketawa Slavoj Zizek." Ia menjadi judul dari sebuah buku terjemahan Indonesia. 

Bukunya berukuran mungil. Kontennya menarik berupa banyolan maut Zizek. Renyah membacanya.

Tetapi, saya tidak ingin mengorek-ngorek apa banyolan Zizek di buku itu. Lagi pula, buku kecil itu punya tempat tersendiri di rak toko buku. Saya sebatas intip-intip dan tidak berminat untuk membelinya.

Lalu, saya menyontek istilah "mati ketawa" dalam catatan ini. Mati ketawa yang saya maksud mungkin lebih menyenggol pada sorotan, sindiran, dan kritik lainnya diiringi oleh lelucon. Singkat kata, tegang bercampur ketawa-ketawi.

Kita tahu, sejauh ini sudah banyak tulisan seputar izin tambang dan ormas keagamaan. Yang jelas, perkara memberi izin tambang dari pemerintah ke ormas keagamaan tidak gampang. Ormas keagamaan tidak serta-merta yes men. 

Buktinya, sebagian besar ormas tidak latah dan manggut-manggut atas kebijakan baru tersebut. 

Selebihnya, dipersilahkan mengambil tawaran izin usaha tambang. Hal itu sah-sah saja.

Sekali waktu, seorang senior, yang biasa saya panggil kanda suhu mengirim tulisan dari media cetak nasional. Dia mengirim tulisannya ke grup WhatsApp. Tajuk yang diturunkan seputar pandangan dan sikap Muhammadiyah atas izin tambang. Saya mencoba menyimak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun