Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hasrat dan Nafsu: Akhir Nalar

12 Maret 2024   10:03 Diperbarui: 5 Maret 2025   08:13 1418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi, dalam imajinasi, tubuh dilampaui dan dihidupkan dengan humor. Sedangkan, hasrat dan nafsu bisa menetralkan dalam dirinya sendiri. 

Tidak heran, kesenangan silih berganti dengan penderitaan dalam kehidupan tidak bisa dilepaskan dengan hasrat dan nafsu, yang diselingi oleh pergerakan air empedu. 

Namun demikian, pikiran bertentangan dengan nafsu buta yang mengacaukan selera humor-humor yang tinggi, tidak menunduk di bawah air empedu sebagai obyek pengetahuan.  

Sebagian besar sentilan dibumbuhi selera humor yang tinggi. Ia akan menyegarkan stamina tubuh.  Nafsu-nafsu yang sama menjaga tubuh agar lebih hidup.

Yang dihembuskan dengan nafsu sampai pada titik cair dan dilahirkan kembali bersama dengan hasrat. Di bawah serangan mendadak dari nafsu, kelengahan berpikir berakhir sampai tubuh dinyatakan mulai dari satu pergerakan ke pergerakan yang lain (alamiah dan virtual).

Ketika hasrat dalam kehidupan mengarah pada tubuh, maka hasrat yang bertujuan untuk membersihkan tanda hasrat “yang tidak terkontrol.”  

Pada saat nafsu menentang diri sendiri, ia dipengaruhi oleh sesuatu yang sebetulnya bukan dirinya. Sebaliknya, kategori “suci” dan “kotor” akan berakhir melalui pergerakan dari dalam secara otomatis. Menjauhlah dari kesadaran palsu! 

Ketika kita dihantui oleh tipu muslihat setan pikiran (sebagai inti ilusi besar kita), justru itulah pertama kali kita tergiring dalam hasrat dan nafsu. Sesungguhnya kita mulai berpikir dan dicari selama ini ada di dalam diri kita tanpa hasrat, nafsu, dan tubuh.

Dari titik tolak ini, hasrat dan nafsu menyertai bisikan. Setiap bisikan terjadi antara cahaya dan kegelapan. 

Hasrat dan nafsu dalam titik singgung sebagai dunia terpancar sejelas-jelasnya dari dalam. Berbeda halnya dengan sensasi kenyang, lapar, cerdik, dan idiot adalah tubuh yang dilawankan dengan rakus, serakah kaya, kikir, dan angkuh. Semuanya ada separuh “terang” dan separuh “gelap.” Berkat hasrat dan nafsu, jadilah manusia pengecoh kawan dan perayu lawan!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun