Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Betulkah Kritik Kampus adalah Obat Mati Syahwat?

4 Februari 2024   14:38 Diperbarui: 29 Maret 2024   10:36 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya kira demikian, apa yang saya tidak ketahui di balik mereka yang ingin tahu lebih banyak tentang peristiwa, yang sudah menghentakkan di ruang terbuka.

Demi kuasa, bisa jadi semuanya akan berubah bahkan kita akan sibuk berbicara soal kapan lagi pemilihan presiden atau pemilihan umum. Obrolan Pemilu atau Pilpres biasanya mulai berhembus di tahun ketiga dalam periode pemerintahan. 

Godaan melampaui hasrat dan kesenangan untuk berkuasa. Ia tidak pandang bulu. Apakah mereka Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS), apakah berpundi-pundi (oh, basah-basah mandi madu!) atau lagi bokek, semuanya bisa terjatuh dalam godaan, dalam kekosongan: selera, nalar, moral.

Sekali lagi, bukankah kampus bersama embel-embel sivitas akademika memiliki kuasa dalam dirinya sendiri (lewat kontrol atas tubuh, mekanisme pendisiplinan)? Wadduh! Kuasa rektor atas dosen atau guru besar dan mahasiswa? 

Jadi, tanpa mengada-ngada, siapapun jadi presiden bakal mengalami dan menghadapi hal yang mirip kalau bukan hal yang serupa. Selamat nyoblos!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun