Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Judi Online, Si Instan dan Mengapa Sulit Dibasmi?

28 September 2023   21:33 Diperbarui: 9 Oktober 2023   11:41 1597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi judi online (Shutterstock via KOMPAS.com)

Ia sudah instan yang menggiurkan dan menggelincirkkan sekalian. Tetapi, sekitar dua bulan, layar ponsel saya dijejali oleh kalimat. "Slot online gampang maxwin." "Nikmati game slot gacor gampang maxwin!" 

Saya merenung, jangan sampai kalimat itu sudah lama berselancar di layar ponsel. Saya seakan baru terbangun dari tidur kalimat di layar ponsel. Saya hanya memerhatikan kalimatnya.

Lalu, tidak lama berselang. Saya disambar oleh peringatan lewat grup Whatsapp seputar waspada atas modus penipuan. Di benak saya, bergelayutan tanda tanya. Kenapa ya, kerap muncul dilayar ponsel saya, mirip teks-penggoda yang mengangkang di hadapan mataku.

Berkali-kali muncul dengan ragam bunyi seperti iklan. Slot online, slot gacor, slot game. Saya sebetulnya cuek saja karena saya anggap iklan lewat. Saya sadar dengan keluguanku sendiri.

Sejak media sosial mengendalikan kita, hidup seperti dalam sekedipan mata. Layaknya orang yang haus akan informasi. 

Sebagian orang doyan akan hal-hal yang sekejap. Mereka adalah sejenis manusia yang menghuni di bawah kolong langit tanpa mana tahan. Kita agak kebal dengan petuah. "Sabar bro!" Sebentar lagi pagi akan menyingsing. 

Belum lagi website-website yang menyuguhkan aneka informasi, seperti bagaimana "jalan pintas" agar cepat sampai di tujuan. Maka saya lihat setiap media online yang menggiring kita ke jalan pintas itu dimulai dari informasi yang menggoda.

Kita akhirnya terjebak pada citra-citra artifisial dengan fantasi yang melayang-layang agar segera saja obyekan digenggam di tangan. Media online yang demikian hanya memantau pada mengejar hasil, bukan proses. 

Jangan heran, sebagian orang lebih kepincut pada hasil yang diraih. Mana tahan pada sesuatu yang bersifat instan (mi instan kali). Kalau orang ditanya, pingin cepat dapet cuan ya?

Beberapa pekan atau pun bulan terakhir, media termasuk media online ramai memberitakan soal judi online. Beritanya sudah tersebar. Ia tidak bisa diinterupsi lagi.

Konten informasi yang bernama "jalan pintas" dikemas sedemikian rupa agar bisa menggombal penggemarnya. Setelah memikat, konten iklan online menjerat "mangsa" secara perlahan.

Nanti terdesak, saat "mangsa" baru tersentak dari kekegemarannya. Kalau sudah tertawan dengan judi online, biar bagaimanapun seseorang sulit untuk keluar dari kebiasaannya. Ya, mulanya biasa saja, akhirnya jadi kebiasaan yang berurat akar.

Sebagaimana diberitakan oleh media online, kita melihat dengan maraknya judi online di tanah air cukup menyita perhatian publik. Sudah banyak penggemar sebagai "mangsa" yang menikmati judi online. Awalnya mereka menyangka sebatas aplikasi permainan. Eh, ia ternyata judi online.

Kita cukup terkesima dengan berita. Dimulai dari berita yang menyebutkan Indonesia menduduki peringkat satu judi slot dan gacor alias judi online di dunia. Angkanya mencapai 201.122 pemain. Indonesia di atas Kamboja, Filipina hingga Rusia.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan transaksi judi online lebih 200 triliun rupiah sepanjang 2023. PPATK dari hasil analisis 159 juta rupiah transaksi janggal judi online. 

Andai itu barang legal, ia mungkin bisa dipakai nyicil untuk membayar utang negara kita. Warga nggak miskin-miskin amat. Katanya, yang offline aja dikibulin, apalagi yang online. Sindiran anak muda, kalau via software judi online, ya gampang banget.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan telah bertindak untuk memutuskan akses situs dan take down terhadap 938.206 konten judi online sepanjang tahun 2018 hingga 6 September 2023. Saya pikir, wajah dunia modern begitu berubah dari era digital.

Permukaan atau polesannya saja yang berubah, tetapi sifat dan pola dasar dari permainan judi yang masih tetap sama. Realitas baru yang menguasai kita dari daur ulang dan buatan atau tiruan lewat media judi online. Inilah realitas baru. 

Ketika ledakan judi secara massif lewat media online bisa menjalar kemana-mana. Situs atau konten informasi judi online sudah menular, dari anak muda, artis, selegram hingga pemerintahan. Mereka yang kecanduan dengan mudah memainkan judi online. Main, main, dan main!

Dari jumlah transaksi judi online yang fantastis dan blokir situs dan konten informasi judi online yang membludak ditangani oleh institusi yang berwewenang. Maka lengkaplah sudah darurat judi online di Indonesia.

***

Mengapa judi online sulit dibasmi? Inilah pertanyaan yang tidak gampang dijawab.

Pertama, judi online punya jaringan influencer. Tugasnya bagaimana mengendorse. Sang influencer mempromosikan atau mengiklankan situs judi online lewat instastory akun medsos dengan motif menggaet keuntungan. Tiga orang influencer sudah terciduk oleh polisi.

Kedua, ditengarai punya jaringan di kalangan artis yang cantik dan ganteng untuk mempromosikan judi online. Sederet artis yang diduga mempromosikan judi online.

Artis dangdut, Mbak Cupi Cupita memberikan kesaksian menyangkut promosi judi online. Sedert artis dengan inisial DC, GD, AL, BW, AM, dan lainnya menjadi terduga yang mempromosikan judi online. Berkata wajah-wajah ngetop, para artis yang terduga dimanfaatkan jasanya untuk mempromosikan judi online.

Ketiga, ditengarai punya jaringan mafia judi online. Polri mengungkap 1.154 perkara. Angka ini meningkat 575 perkara (99,3) tahun 2022, jika dibandingkan 570 perkara tahun 2021. Pihak Polri sedang memburu sindikat judi online ke luar negeri. Kalau tertangkap, mereka diboyong pulang ke Indonesia. Selanjutnya, mereka akan diproses secara hukum.

Umpamanya, kalau saya ditanya. Apakah judi online dibeking oleh "jaringan dari dalam?"

Agak lebih serius. Tata bahasanya menjurus ke substansi. Alasan mengapa judi online sulit dibasmi. Seperti begini.

Keempat, demi 'hasrat', 'kesenangan', 'fantasi', dan 'status' pingin jadi banyak duit, maka judi online jadi penyalurannya. Hasrat untuk kaya mendadak cukup kencang.

Hasrat dan kesenangan melampaui produk media, maka judi online jadi pilihan untuk transaksi. Nyatanya, biar pun ratusan website judi online diblokir bisa "kambuh" kembali. Itulah mengapa judi online sulit dibasmi.

Pertanyaannya, apakah kita tidak hidup dalam kesejahteraan dan kebahagiaan, sehingga banyak orang yang kecanduan judi online? Atas pertanyaan tersebut, kita coba membaca berita judi online yang dikaitkan dengan tingkat kebahagiaan warga negara. Di sini, sekadar perbandingan.

Finlandia berpenduduk 5, 5 juta mengenal judi online atau sejenisnya sebagai Suomi. Saya tidak mengerti apa arti dari kata itu. Sebaliknya, Finlandia terpilih kembali dengan enam kali berturut-turut bertengger di rangking teratas sebagai negara yang paling membahagiakan warganya (World Happiness Index, 2023).

Menariknya, rata-rata pendapatan penduduk Finlandia sekitar 60 juta rupiah per bulan dengan GDP sebesar 54.425 USD hingga satu dari tiga negara yang paling bebas dari korupsi. Tetapi, Finlandia tidak bebas dari judi online. Di sana, judi online dilegalkan. Ia dikenakan pajak.

Di Finlandia, sekitar 20 persen dari seluruh keuntungan judi online harus disumbangkan, diantaranya untuk amal, program pendidikan, olahraga, seni, dan sains. Judi online punya struktur monopoli. Ia diatur dan dijalankan oleh tiga organisasi milik publik, yaitu RAY, Veikkaus Oy, dan Fintoto Oy. 

Wah, ini semacam "privatisasi" judi online. Ya, judi online "berkelamin" kapitalisme liberal. Pasar bebas judi online. Saya seperti belajar kembali ihwal teori pasar.

Biasa saja, jika judi online menjadi pasar. Aduh! Seru-seru yang mendebarkan. Kalau menang, ya untung, kalah jadi buntung. Free fight dalam pasar judi online menghasilkan profit. Itulah yang disumbangkan kepada kegiatan tertentu. Pantesan maju judi online Finlandia, bro! Begitu gumanku.

Kita lewatkan dulu. Mari kita coba cari tahu tentang judi online dengan apa yang memicunya dalam kaitannya dengan tidak kapok-kapoknya memainkan judi online.

***

Kesenangan, hasrat atau rasa "ngiler" yang tak tertahankan hingga coba-coba untuk menikmati dunia judi online. Ia adalah dunia artifisial atau mimpi sekaligus dunia nyata yang melempeng. 

Judi online sebagai "meja" ibarat gurun pasir nampak fatamorgana. Diraba tak tergenggam karena ia "menguap" dan bak pasir beterbangan.

Judi online ditolak dan dilarang karena melanggar pasal 303 KUHP tentang perjudian. Siapa saja yang terjerat oleh pasal itu, maka ancaman hukumannya maksimal 10 tahun kurungan penjara. Di sini sudah terbayang dari kaca mata hukum negara. Itu yang pertama. 

Terus yang kedua, Indonesia terdiri dari 6 agama resmi yang dianut oleh penduduknya. Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu sebagai benteng utama moral. Setiap agama mengajarkan nilai kebaikan dan kebahagian. Agama melarang judi online karena mengandung keburukan. Agama menyeru pada kebahagian lantaran judi online ujung-ujungnya membawa sengsara. Hak agama untuk menolak legalisasi dan kewajiban agama melarang dan mencegah judi online.

Para pelaku judi online akan jatuh kedalam jurang kehancuran. Saya jadi ingat lagunya H. Rhoma Irama. Judi, judulnya. Judi online merupakan "kenikmatan jangka pendek, kesengsaraan jangka panjang." Saya yakin, judi online menciptakan kenikmatan semu. Judi online menciptakan mimpi dan ilusi. 

Bayangkan, baru pelototi iklan di situs judi online sudah terpikat. Apalagi harapannya bisa menang judi. Saya kira, orang yang sudah malang melintang di dunia judi "manual" itu bukan main tantangannya. Karena sudah berpengalaman sebelumnya, si pemain ngebet naik kelas. 

Sudah tentu si pemain jika tahu cara menggunakan aplikasi judi online, maka makin ngebut mainnya. Ah, saya kok jadi risih semacam running text slot-slotan melintas di layar ponsel. 

Saya lihat kayak iklan judi lewat membuatku "buang muka" jika bunyinya slot. Begini bunyinya. "Rasakan game slot gacor dengan RTP 98%." Secara refleks, tiba-tiba jariku ngepencet tuts 'hapus'. Tetapi, setiap saya hapus muncul lagi. 

Hari ini hilang, besok nongol lagi. Saya malas cari tahu bagaimana caranya menghapus aplikasinya.

Kapan pelaku judi online tersandung, di situ akan merasakan derita. Mereka mengejar duit yang melimpah, akhirnya menyesal di kemudian hari. Saya tidak pernah melihat seorang penjudi makin bahagia dalam hidupnya. Sudah banyak kisah dan kasus di sekitar kita. Seorang penjudi (termasuk judi online) menjual mobil, motor, rumah, tanah, dan harta lainnya gara-gara judi.

Apa yang terjadi, bro?

Hartanya ludes!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun