Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Revolusi Seksual Dimulai dari Film Biru

13 September 2023   11:42 Diperbarui: 14 September 2023   10:54 1987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbak artis (Sumber gambar: detik.com)

Mata kepala langsung terang 85 watt. Fantasi birahi mana tahan. Awas dompet jatuh! Waspadalah!

Uniknya, film porno (sssttt, pelan-pelan om!) yang dibikin oleh rumah produksi tanah air itu belum punya judul. Emangnya sampeyan udah nonton? Nggak lah! Suwer! Eh, masih judul-judulan keburu digrebek polisi.

Kenapa film komedi dan horor nggak barengan film porno, mas? Film komedi dan horor sekalian film "biru." Ah, saya kira tergantung si empunya rumah produksi. Mau film horor kek, film komedi, mau film dewasa. Itu urusan rumah produksi. 

Cuma persoalannya, film bokep yang diproduksi secara ilegal bakal berurusan dengan pihak berwajib. Pihak kepolisian akan menindak rumah produksi film porno sebagai pelanggaran pidana. Ya, aturan main yang berbicara. Dari cyberporn hingga peraturan perundang-undangan pornografi menjadi dasar penindakan hukum. Ya, kan?

Jika film komedi dan horor kurang diminati, bisa saja film itu dibumbui seks. Three in one, tiga film dalam adegan "panas." Film syur begitu.

Coba bayangkan! Andai penegak hukum tidak menggerebek dan menindak para pelaku karena pelanggaran hukum, maka apa yang terjadi? Film porno akan menjamur ke mana-mana. Maraknya produksi film biru tidak terelakkan tanpa hukum.

Kendatipun tanpa gila-gilaan film porno, maka kebenaran modal lewat jalan mencari nafkah hidup dan memburu rente searah dengan 'kebenaran seks'. Yang syur dan birahi perlu disalurkan secara resmi. Jadi, yang syur itu film porno atau otak mesum kita?

***

Produksi film porno yang dilakoni oleh artis, foto model, dan selegram akhirnya terbongkar. Ramai lagi ruang publik. Sebetulnya, artis itu bukan cerita baru. Dia sudah jadi "barang lama," modus klasak-klasik.

Bagaimana tidak? Artis dadakan "naik daun," laris jadi model, selegram, dan bintang iklan enteng banget dapat cuan. Gaya hidup wah, glamor, dan belanja-belanjaan. Lalu, tiba-tiba raut wajahnya layaknya langit berubah dari warna mendung jadi cerah, dari biru jadi gelap. Sang artis mendadak bokek. Orderan merosot tajam karena sang artis didepak oleh industri hiburan yang kerap tidak memberi kepastian hidup. Kocek Mbak artis pun serentak "longsor." Rekening mendadak "lengser." 

Tetapi, kobaran hasrat untuk konsumsi dan gaya hidup kadung payah dikompromi. Pendek kata, artis, foto model atau selegram yang berperan di film porno, akhirnya jadi 'mekanisme pelarian diri'. Ulalaa, mereka sangka win-win solution justeru dapat apes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun