Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pluralisme Kaum Minoritas

12 Agustus 2023   21:13 Diperbarui: 27 Januari 2025   18:10 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pose Khofifah, Yenny Wahid, Grace Natalie (Sumber gambar: cnnindonesia.com, kompas.com)


Seorang kawan menghampiri meja kerja yang sekian lama berkhidmat di dunia birokrasi. Dia memulai obrolan tentang sosok bakal calon presiden anu. Tidak disangka, kawan bertanya untuk membungkam rasa penasaranya. Jika ada isu sensitif soal minoritas, Pemilihan Presiden jagonya.

Katanya pluralis, siapa bakal calon wakil presiden dari kaum minoritas yang feminis?

Terus terang, saya hanya tersenyum saat kawan bertanya seputar 'kehadiran' tokoh bakal calon presiden. Saat serunya bursa bakal calon wakil presiden wanita, maka tidak satu pun dari wong minoritas. 

Nyatanya, bursa bakal calon wakil presiden wanita 24 karat dari kaum mayoritas. Begitulah bukti yang ada. 

Kembali pada soal 'kemungkinan'. Mengapa? Satu diantaranya karena ia dinilai bukan 'isu strategis'.

Dari titik ini, saya tidak menyatakan tentang jalinan 'menguasai' dan 'dikuasai'. Ia bukan perkara 'mayoritas' lawan 'minoritas'. Terdengar absurd, bukan? Bisa dikatakan, bahwa bursa calon wakil presiden (Bacawapres) wanita dari kaum minoritas belum urgen dibicarakan.

Dalam bahasa gaul, ini bukan halu dan nyenyenye soal representasi politik. Tetapi, tentang 'ketidakhadiran' bursa bakal calon wakil presiden wanita dari kaum minoritas. 'Nol', 'nihil' bursa. Ia tidak lebih dari titik nadir pemihakan daripada kepentingan. Ia semacam banyolan di dunia politik.

Banyolan itu tidak lama dan sampai lima hari kemudian tersenggol dengan tulisan ini. Tulisan ini tulisan sederhana. Baiklah.

Jualan di pasar Pilpres setelah bakal calon presiden, yaitu mencari siapa bakal calon wakil presiden. Sejauh ini belum ada kata putus siapa gerangan Bacawapres. Mereka masih menjajaki kemungkinan Bacawapres dengan jualan produk tokoh tanpa "kemahalan" kriteria. 

Di pasar Bacawapres diusahakan dalam posisi tawar. Jika cocok, Bacawapres akan diumumkan pada waktunya.

Sedangkan menjadi bakal calon presiden wanita saja bisa, apalagi menjadi Bacawapres. Orang pada tahu, jika feminis, wanita tidak dipermasalahkan dalam sistem politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun