Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pluralisme Kaum Minoritas

12 Agustus 2023   21:13 Diperbarui: 27 Januari 2025   18:10 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai saat ini, belum ada gelombang suara raksasa yang mendukung secara bulat 100 persen pada Bacawapres dari kalangan minoritas yang feminis, wanita. Atau kaum perempuan belum berdaya secara politik? Jika demikian, bagaimana saat ini mengusulkan? Grace Natalie, misalnya. Atau kata-kataku yang ngawur?

Grace Natalie sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bisa jadi masih anggap lelucon politik saat dirinya masuk bursa Cagub DKI Jakarta. Siapa yang tahu Grace Natalie tercantol Bacawapres wanita? Hal ini yang berbicara dari teori kemungkinan. Jika khalayak umum mendukung Grace Natalie, mengapa tidak?

Persoalannya, baik Prabowo, Ganjar, dan Anies sudah terkenal dan terjawab sebagai sosok Bacapres yang pluralis. Mereka sebagai Bacapres yang hidup dan menghargai kebinekaan. Atau Bacawapres wanita sekadar masuk bursa dan alasan representasi? 

Semuanya dikembalikan pada elite politik dan para pendukungnya dari masing-masing Bacapres yang sudah ditetapkan secara resmi kelembagaan.

Mari kita lacak secara garis besar gagasan pluralitas, kemajemukan dari masing-masing Bacapres. Melacaknya lewat jejak-jejak rekam media online dari tokoh Bacapres.

***

Saking sering dicecar pertanyaan tentang citra anti-pluralisme, secara mana tahan Anies Baswedan buka suara. Tudingan anti-pluralisme kerap dialamatkan pada Anies gara-gara terpicu kasus Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI, 2017. Berikut, apa kata Anies.

"Jadi ketika tuduhan itu begitu besar disampaikan di 2016, 2017, saya cuma berdoa semoga Tuhan memberi umur panjang, sehingga ketika saya bertugas di Jakarta saya bisa menunjukkan apakah Jakarta menjadi sebuah kota yang anti-pluralisme."

Pihak yang lebih mengetahui tentang sepak terjang Anies saat menjabat Gubernur DKI sudah tentu dari masyarakat sekitarnya. Yang ada cuma rata-rata komentar miring dari warganet. Selebihnya, jelas "gula-gula" dan mendukung Anies.

"Apakah Jakarta diskriminatif terhadap minoritas? Apakah Jakarta tidak beri ruang ke minoritas? Yang terjadi Jakarta justeru memberikan ruang kepada seluruh unsur yang ada di kota ini."

Pernyataan terbuka yang meyakinkan diperlukan guna membuka cakrawala warga tentang sosok Anies. Pernyataan itu diantaranya dari pentolan utama pendukung Anies. Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh menyatakan pentingnya bukti pluralisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun