Potensi kekayaan daerah dan kue pembangunan mesti dinikmati oleh seluruh rakyat. Kita sadar, semuanya itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Saipul A. Mbuinga perlu kerja sistemik untuk membangun sebuah sistem. Ya, sistem yang mana lagi. Sistem pemerintahan sekaligus sistem pembangunan yang diidamkan bersama.
Saipul A. Mbuinga tidak berkesan aji mumpung. Dia bupati yang bertengger di benaknya sebagai tajir melintir. Dia menjalani tugas dan tanggungjawabnya sebagai Bupati Pohuwato secara apa adanya. Dia tidak menjauhi penggunaan mobil, kepemilikan tanah, rumah, dan aset lainnya.
Di tengah gaya hidup glamor, dia hanya memiliki harta kekayaan bukan dari hasil penyelewengan sumpah jabatan. Dia, isteri, anaknya terjaga dari flexing, pamer harta.
Selama ini, kita tidak tahu berapa kepala daerah se Indonesia yang hidupnya 'termiskin'. Belum ada data resmi tentang kepala daerah 'termiskin' secara nasional. Bisa jadi satu dua, selain atau lebih jumlah kepala daerah 'termiskin'.
Kita berharap, Bupati Saipul A. Mbuinga sebagai Bupati Pohuwato khatam bravo dan bravo hingga akhir periode. Menjauhkan godaan harta kekayaan seiring mewujudkan harapan masa depan daerah, negeri tercinta. Adil dan makmur! Kita mulai dari inspirasi ini! Dari Saipul A. Mbuinga, top markotop. Hikmah dibalik kata 'termiskin' bisa menginspirasi anak muda, terutama calon pemimpin nasional. Semoga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H