"Kalau zaman dulu pemimpin itu kurus kering badannya. Ya kan. Kecapekan kerja terus nggak sempat mikir apa-apa. Kalau pidato di podium batuk-batuk saking kecapekan dan kurusnya," kata Yusril di Rakornas dan MDP PBB.
"Itu pemimpin zaman dulu, makin keras batuknya makin berwibawa di mata pengikut-pengikutnya," lanjutnya.
Siapa dulu dong Yusril. Dia banyak bahan pidato di hadapan khalayak. Dia bisa stel muatan pidatonya.Â
Tidak jarang pidatonya yang tajam akan tuai tanggapan dari pihak yang berpidato berikutnya. Yang jelas, Yusril tidak perbah kehabisan bahan pidato. Selalu ada intonasi kata yang menarik.
Giliran Presiden Jokowi berpidato langsung menimpali pernyataan Yusril. Presiden cepat tanggap dan kreatif dalam sambutannya.Â
Presiden kita tidak kalah diplomatisnya untuk menanggapi Ketua Umum PBB. Segera saja presiden mengatakan sesuatu di luar dugaan.
"Saya batuk tadi, saya ingat sambutannya Prof Yusril. Saya juga kan kurus," kata Presiden Jokowi.
Rupanya, Presiden Jokowi sudah punya jurus-jurus tersendiri untuk menghidupkan forum.Â
Di situlah poinnya. Beliau tidak keluar dari konteks pidato.
Satu pernyataan ditanggapi balik oleh pernyataan yang serupa. Suasana forum Parpol yang elegan mesti dibumbuhi dengan guyonan politik. Gunanya untuk menghilangkan suasana tegang.Â
Persis, guyonan diperlukan untuk meluluhkan panasnya politik.