Apalagi orang awam makin menambah rasa heran atas prilaku maling yang berpenampilan gagah dan berwibawa.
Kita akan melewati batas-batas celah penyelewengan uang negara saat kedalaman nafsu untuk suap dan disuap. Dalam kedalaman nafsu untuk suap dan disuap hantalah kedalaman yang kosong. Makna dan pikiran yang kosong. Ia seiring dengan zaman teror, yang terminiaturisasi dalam mulut jurang jagat simulasi malapetaka hukum negara. Atau bisa jadi tidak ada lagi simulasi di jagat malapetaka.Â
Yang ada cuma permainan korupsi yang sedikit dibumbuhi dengan lelucon.
Bayangkan tersangka korupsi mengenakan rompi atau setelan berwarna oranye. Malukah mereka jadi tontonan? Tubuh mereka sudah ditaklukkan.Â
Para tersangka merasa malu untuk berselfie ria. Lucunya, jika nyolong cuan tidak malu.
Tubuh tersangka korupsi yang jinak menyediakan dirinya untuk tidak leluasa menghisap realitas. Tubuh tidak disterilkan, karena terlanjur tertular racun bernama ilusi. Ambil jalan pintas, penjara kesudahannya.Â
Kesenangan yang instan sengaja kita tidak ditampung dalam ruang hampa. Ia merupakan tempat dimana ia disembunyikan setelah obat penyembuhnya, tanpa medis.
Selain itu, tanda-tanda belum berakhirnya generasi yang tertimbun oleh debu informasi melebihi batas-batas titik tolak. Malapetaka hukum dan tatanan peradilan yang muram muncul sebagai titik tolak setelah kelenyapan makna dari aparat penegak hukum. Mereka sebagai sumber membengkaknya kantong udara hampa kehidupan moral sampai pada titik ledak waktu sesuai dengan mitos mengenai bom waktu kejahatan korupsi justeru tidak melulu berdetak lagi.
***
Berlawanan dengan skenario politik kuasa. Malapetaka kosmik tidak lagi berada didalam skenario dan melodrama apa-apa. Masa heroiknya telah lenyap ditelan dan dihapus oleh jejak-jejaknya sendiri dalam bayang-bayang pasca-manusia. Ingatan dan fantasi tanpa ketakutan yang membalikkan bencana pada realitas menjadi hiburan sejenak, tetapi mengerikan.Â
Kini, keduanya sudah hancur. Pasca-manusia berupa robot atau kecerdasan artifisial dengan segala kelanyapan makna dan basa-basi diselimuti oleh realitas baru.Â