Massa telah diideologisasi secara bebas sehingga kekuatan mereka menjadi mangsa yang hidup dari ‘teori kemungkinan’.
Tetapi, sekarang mereka dijinakkan seluruh pikiran, amarah, dan permainan yang dimainkan dengan kebenaran politik melalu Neuralink, mesin otak ala Elon Musk yang ditanam dalam diri manusia.
Mereka sebagai manusia sedang bermain tidak lagi bergantung pada sensor motorik alamiahnya, tetapi sebuah cip jenius yang ditanam dalam otak manusia.
Seperti itu pula sirkuit otak dibentuk oleh mesin telah mengajar untuk bermain, berspekulasi pada kamera digital atau layar virtual dengan citra yang mempesona.
Keputusan yang diambil oleh penentu kebijakan bukanlah lantaran mereka mengatur sebuah pertunjukan, mereka menjalin rekan dan korban dalam permainan.
Di tempat lain, interlokutor jika tidak selalu, dia sering menentang ketika mereka menjadi sadar atas sebuah permainan dari yang mereka telah menggambarkan titik celah yang tersembunyi.
Otak yang terhubung dari jarak jauh layaknya robot nan cerdas yang menciptakan pikiran manusia. Pasca-manusia dinantikan di bumi. Pasca-manusia diuji coba di tahun ini, tahun depan atau esok lusa mungkin ada semacam “kelinci percobaan” sebelum peristiwa menghampiri kita.
Nancy Katherine Hayles (1999) menyebut “tidak ada perbedaan esensial dan pembatasan mutlak dalam pasca-manusia antara eksistensi secara tubuh lahiriah dan penampilan komputer, organisme biologis dan mekanisme sibernetika, tujuan manusia dan tujuan robot.” Kata lain, pasca-manusia bukanlah metafora, melainkan betul-betul nyata adanya.
Jika bestie punya 10 dollar Amrik, jelas bestie akan melihat daftar belanja yang perlu-perlu saja.
Muncul rasa kesal lantaran belanja barang yang tidak penting itu lain ceritanya. Demikian pula uang itu diserahkan ke pasca-manusia, maka mereka juga akan berbelanja lewat toko online tanpa tekanan dan mereka bergerak sesuai apa yang diinginkan.
Dulu, saya diskusi bersama bestie seperjuangan di organisasi. Apa tema diskusi itu? Diskusi soal teori Darwin.