Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kemiripan dan Perbedaan

27 November 2022   17:33 Diperbarui: 20 Juni 2023   16:14 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kemiripan dan perbedaan karakter dalam film 2045 Apa Ada Cinta? (Sumber gambar: kompas.com)

Representasi tanda yang menandaianya tidak lebih dari pemikiran yang musnah dihadapan fantasi dan hasrat. 

Kita semakin heran, saat seseorang mencoba memiripkan kekuatan fantasi dan hasrat dihubungkan dengan tatanan dan kesamaan antara benda-benda.

Perhatian kita pada daya tarik obyek, kadangkala ada kemiripan yang memproduksi sesuatu dianggap sebagai tanda bukti sekaligus ‘ada-adaan’ saja diantara dua benda atau lebih sebelum menghilang dalam kemiripan dirinya diantara mereka. Untuk menghilangkan pemborosan tanda bukti antara benda-benda yang menyamarkan kemiripan yang tidak bisa dinalar.

Sehingga penampilan dirinya akan membingungkan, maka kita perlu menerima kemiripan dengan perbedaan, ukuran dan tatanan. Menerima kemiripan berarti menyediakan perbandingan melalui syarat darinya, yaitu dua benda atau lebih. Selebihnya, hanyalah ilusi dan kesamaan atau paling tidak kemiripan tipis dan samar-samar yang membingungkan.

Jadi, penampilan diri yang tertuju hanya pada satu benda menandai akhir dari kemiripan persepsi, suatu kemiripan yang keluar dari tidur terlelap nalar atau insomnia pikiran kita. Sudah tentu, kita masih memerlukan perbandingan, apapun ide universal murni atau representasi tiruan dan akhir dari ilusi masih dilihat sebagai titik perbandingan, dimana kita tidak menemukan lagi dua benda atau lebih, antara satu benda dengan lainnya.

Karena itu, kemiripan tidak direpresentasi dalam identitas subyektif sekaligus tidak memiliki konsekuensi apa-apa jika dibawa dalam wilayah pengetahuan. 

Sekarang, seseorang tidak lagi membicarakan bahwa setiap pengetahuan dicapai melalui perbandingan dua benda atau lebih.

Pada kenyataannya berbicara lain, kemiripan menjadi bentuk pengetahuan selama ia dapat diuji keabsahannya. Meskipun tidak ditemukan lagi persamaan dan perbandingan, apa-apa yang sudah disusun untuk menghubungkan tanda bukti dengan kemiripan tanpa samar-samar antara benda-benda dan citra artifisial.

Tetapi, kemiripan bukan mode wujud yang mengambil rujukan terhadap ‘pikiran’ (tiruan Cartesian atas cogitatio natura universalis). Selain itu, pengamatan seseorang bergantung dari sudut pandang, apakah ada tanda kemiripan atau tidak, jika ia melekat tanda padanya. Seseorang melihat bentuk kemiripan hanya dari satu benda saja, tatkala dia bisa juga membayangkan dan merefleksikan perbedaan tanpa keterlibatan dunia luar.

Terhadap kemungkinan ada pergerakan dari logika berpikir universal ke logika hasrat yang imanen, maka di situ pula ruang pengetahuan yang dihubungkan dengan bukti-bukti. 

Sementara, pengalaman masih di luar deduksi. Setelah kita merenung kembali dengan membangkitkan tidur lelap pikiran melalui hasrat sebagai suara bebas diantara satu benda atau lebih yang tersembunyi telah pasti keluar dari kemiripan yang samar-samar dan membingungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun