Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melacak di Bawah Meja dengan Jejak-Jejak Ketidakhadiran

23 November 2022   06:04 Diperbarui: 27 Februari 2023   07:02 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "di bawah meja" (Sumber gambar: istockphoto.com)

Berkat yang palsu dan fatal, cara berpikir tersangka di baeah meja alias uang pelicin yang rentan dan berubah-ubah terhadap nafsu gelap. Satu kedipan mata saja, tersangka di bawah meja tidak lebih dari kehadiran budak nafsu.

Patahan dan celah di luar subyek (pikiran, kesadaran) tidak dibentuk oleh perbedaan (difference), tetapi memiliki relasi bolak-balik dengan kemiripan (resemblance)

Di situlah penciuman aparat penegak hukum tanpa tiruan terhadap sesuatu yang memungkinkan bergerak keluar dari batas-batas perbedaan suap dengan bentuk korupsi lainnya. Karena itu, penciuman aparat terhadap tersangka di bawah meja merupakan celah bagi dirinya sendiri melebihi subyek yang berpikir, hingga kesadaran yang palsu dan fatal tidak diketahui lagi kemana arah yang dituju.

Perbedaan terjadi dalam kemiripan. Sebaliknya, keduanya saling mengisi dan saling menopang mengarah pada subyek yang beragam dan dinamis tidak lagi sebagai subyek. 

Tetapi, perbedaan dan kemiripan tidak saling melampaui arah tanpa terbatas. Kemiripan berupa subyek (orang-orang terduga atau telah tersangka akibat terbukti secara hukum menyalahgunakan uang negara) terjatuh dalam subyek itu sendiri, bukan setelah pikiran dan idenya direpresentasi oleh suatu subyek lain yang berada di luar dirinya. 

Sedangkan, perbedaan ditandai dengan perbedaan penciuman atas subyek yang berpikir, berbicara, beride, dan bermimpi yang dibentuk oleh ketidakhadiran dirinya sendiri. 

Misalnya, seseorang ingin melatih berpikir melalui hasrat untuk kepincut rumah mewah. 

Dari sini, pikiran takluk di hadapan fantasi kosong. Subyek yang berpikir tidak menghubungkan dirinya dengan sesuatu yang bersifat ‘ada Absolut’, dan ‘kesadaran’, melainkan subyek itu sendiri (para oknum tersangka secara hukum). Perbedaan terjadi bukan hanya medan perseptual kita dibangun oleh benda-benda, tetapi juga perbedaan ‘patahan’ dan ‘celah’ ruang di antara benda-benda.

Cobalah kita bayangkan, bagaimana setiap oknum pelanggar hukum akan mengalami perbedaan kondisi! 

Ada yang keburu tersangka, ada yang mengelak sebagai tersangka dalam transaksi gelap, dan ada juga karena alasan terduga sebagai kunci skandal berada di luar negeri. Tidak disangka dari segala arah kemunculan jejak-jejak dan tanpa bekas-bekas “kaki,” dimana penciuman yang bersifat citra dan sensasi tidak akan pernah menghindari perbedaan. 

Sesuatu yang muncul melalui penciuman murni atau penciuman yang sama sekali tidak pernah menampakkan dirinya, sebagai perbedaan internal dan perbedaan eksternal, perbedaan bersifat materi dan perbedaan immateri. Semuanya itu merupakan perbedaan atas penciuman yang dibentuk dari “mesin analisis,” yaitu mesin tidak terlihat dalam ruang, bahkan tidak dibentuk oleh benda-benda yang mengeliliginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun