Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapa yang Gila?

27 Oktober 2022   16:55 Diperbarui: 22 Februari 2024   13:08 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemuda dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda (Sumber gambar: flickr.com)

Sebagaimana harapanku, mereka menemukan dirinya karena bergerak dalam mimpi-mimpi yang melintasi permukaan tubuh. Tidaklah aneh, mimpi seperti juga hasrat perlu ditopang oleh tubuh yang kreatif dan produktif. Kengawuran kata-kataku diikuti dengan mimpi-mimpi yang aneh yang sama sekali tanpa ketakutan. 

"Aku menemukan diriku sendiri dalam mimpi yang tidak diketahui darimana datangnya." "Aku tidak pernah menemukan diriku tercekik antara teks tertulis dan mesin digital."

Karena itu, mimpi-mimpikulah melalui tubuh yang mampu mengatakan ada sesuatu yang tersembunyi di balik tiang listrik dan berapa jumlah kendaraan lalu lalang dalam sehari. Dalam mimpiku segalanya lebih nyata dari pengetahuan sebelumnya, ruang dimana dunia lebih cepat ditangkap jeritan kegembiraan pada matematika dan kegembiraan akan penderitaan. 

Di dunia nyata tidak memerlukan berapa banyak orang mengetahui sesuatu, melainkan berapa banyak yang tidak dipikirkan. Orang-orang tidak menahan tawa dengan mulut, tetapi cara berpikir untuk memulai dari teka-teki ke teka-teki lain. Setelah ia dipecahkan dengan sistem numerik yang tidak hanya merasa makin menantang jika melihat diri Anda, tetapi membuat pihak di luar Anda turut berpikir lebih santai.

Apa yang Anda ketahui ketika lapar, yaitu menghindarinya selama mungkin untuk berpikir. "Apakah aku lapar?". Anda bertanya. "Aku tidak lapar tentang hal-hal yang alamiah selama aku ada dalam mimpi dengan mata terbuka." 

"Tetapi, Aku tidak percaya, bahwa Anda berada dalam kegembiraan akan penderitaan." "Demi mimpi-mimpiku, aku tidak menderita, karena aku tidak tinggal diam untuk membebaskan dari tipu muslihat dalam kehidupan." "Aku tidak menyesal, jika aku mampu hidup dalam mimpi-mimpiku tanpa Anda." "Setiap menit, kupenuhi hasrat dan pikiranku dengan mimpi-mimpi besar, dari karya-karya kecil." "Aku akan selalu mengulangi, sekalipun bertubi-tubi menertawaiku apa-apa yang digerakkan dalam mimpiku." Dunia memang tidak sekedar dijalani apa adanya, tetapi juga dihiasi dengan mimpi-mimpi bertemu dengan cara pandang irasional dan rasional dari seseorang.

Bunga mawar dalam ruang kerja yang berwujud virtual tidak pernah ada tanpa mimpi besar. Pertukaran tanda dan transformasi kehidupan tidak membuat kita hidup lebih lama lagi, kecuali mimpi menyertainya, sekalipun sekejap mata. 

Siapakah yang memiliki kekurangajaran gambaran mimpi membuat seseorang bertahan setelah menemukan kehidupan dan nafsu-nafsunya?

Mimpi-mimpiku tidak sederas hasrat Anda untuk berbicara pada dunia tentang apa-apa yang ingin dicapai tanpa mimpi. 

Mengapa tidak? Apakah buah apel secara alamiah hanya untuk tujuan dirinya sendiri, ternyata dalam perjalanan waktu, ia menjadi sumber imajinasi, fantasi dan mimpi dari wujud virtual yang dipadatkan melalui salah satu merek komputer?

Hal ini sesungguhnya menjadi mimpi kembali sebagai dunia nyata. "Aku melihat Anda dalam wujud virtual." "Anda tidak berangan-angan seperti aku berdiri di hadapan Anda dalam mimpi yang indah yang pernah terjalin." "Anda tidak melebihi aku, Anda melebihi Anda sendiri dalam mimpiku yang paling liar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun