Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapa yang Gila?

27 Oktober 2022   16:55 Diperbarui: 22 Februari 2024   13:08 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemuda dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda (Sumber gambar: flickr.com)

Segalanya masih dapat kuhitung berapa jumlah tiang listrik yang kutemani berbicara, sebesar itu pula inisiatif muncul di balik mimpiku dalam keadaan mata terbuka. Pukul berapa kereta api berangkat tiba-tiba aku masih menghitung jumlah kendaraan lalu lalang melintasi mataku sendiri, tetapi lebih cepat sorotan mata seakan-akan tidak berkedip dibanding sekali kedipan sebelumnya.

Keseluruhan jam di tangan tidak menyiksa lagi. Akhirnya, aku telah mendengar desir keluar dan menampakkan dirinya kembali dalam pikiran yang pingsan. Ia menemaniku kembali keluar suara desingan kendaraan di siang hari. 

Di sisi jalan muncul wajah anak muda membawa koper yang baru saja turun dari bus tanpa berpikir panjang lagi menghilang dari pandangan, membuat kita tidak percaya wajahnya memiliki kemiripan denganku. 

Kemiripan tertangkap mata dalam keadaan terbuka akan keadaan sekitarnya yang bergerak keluar dari hingar-bingar penghargaan tertinggi dari lembaga penyedia hadiah tentang perdamaian, sastra, ilmu pengetahuan-teknologi. 

Kini, wajah ceria pemuda tampan itu terpancar dari auranya sendiri. Hingga mata sulit terpejam. Sementara Anda sedang mempersiapkan kata-kata dan benda-benda yang dimainkan secara tersembunyi dan nampak. 

Sosok anak muda tidak bisa membalas gangguan setan jenius apa yang membisikkannya untuk menggelapkan cahaya dalam mimpiku di menit-menit terakhir terbuka mataku, dalam ruang kerjaku yang tersingkap kata-kata baru.

Anak muda sadar tentang  apa yang tersembunyi di balik pakaian. Secarik kertas hasil perhitungan jumlah korban berita dusta di media yang menantang mesin hitung dalam komputer. 

Orang lain mendengar juga bunyi pintu dan beberapa saat kemudian aku diikuti oleh anak muda yang lebih aneh dariku. Ternyata dia telah menemukan sebuah mesin hitung untuk menghitung berapa jumlah kendaraan lalu lalang dalam sehari.

Tetapi, aku tidak memahami apa  yang mereka katakan di sekelilingku setelah anak muda itu telah menemukan mesin hitung cepat secara elektronik yang baru dalam kegilaan. Anda dan aku, apa yang dapat dilakukan, kurang apa yang mereka lakukan, dan sekecil apapun penemuannya. Kita tidak mendapatkan berapa banyak uang dalam negeri atau uang luar negeri dibanding tidak berhentinya menertawaiku itu lebih baik daripada aku tidak berbicara dengan jam dinding yang membuatku lebih tertantang untuk memulai menghitung.

Misalnya, dari mana kita memperoleh angka empat dan seterusnya. Sudah tentu, selingan antara menertawakan diri sendiri dan usahaku untuk mendapat angka yang dimaksud.

Setelah itu, seseorang berusaha untuk menemukan sesuatu yang tidak diketahuinya dari mana memulai dan bagaimana menemukannya. Paling penting, bagaimana suatu keganjilan yang memulai teka-teki itu muncul disaat mata terbuka dalam mimpi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun