Dalam pergerakan mimpiku, tidak ada yang kuketahui selain mimpiku itu sendiri. Ia akan menolak dan menerimaku kembali tatkala Anda masih melihatku masih pemuda yang urakan dan nampak tidak terurus.Â
"Aku akan selalu meraba-raba dalam kegelapan di siang hari, dimana mata tertutup untuk melihat daya tarik kehidupan baru atau sama sekali tidak pernah baru akibat daur ulang mengambil-alihnya secara pelan-pelan, mengambil dalam mimpiku." Aku berhasrat pada benda-benda yang kaku menjadi bergerak berkat mimpi yang memberinya daya tarik." "Aku lebih baik terjatuh dalam mimpi daripada riang gembira menyambut pesonaku yang semu, yang membakar nafsu hingga membatasinya untuk sarapan pagi yang membandingkanku dengan segi empat dan jajaran genjang di saat terjaga." "Aku masih lebih muda dari mimpi tentang matahari yang terbit di pagi hari, bukan letak Bumi di sebelah timur." Sebaliknya, mimpiku akan selalu dalam kewaspadaan disaat terjaga, disaat semuanya tidak ada lagi yang dimimpikan.
"Aku sangat muda tatkala Anda pergi ke universitas di ibu kota, dimana bekal mimpiku akan menemaniku kemana Aku pergi." Dalam hari-hari dia jalani, gairah nampak bagaikan sosok Nietzsche semu.Â
Jika dibalik gambar yang menempel di dinding, dia nampak bagaikan Einstein. Segalanya seperti mimpi yang bergerak yang memadati ruang yang terpampang di papan tulis masih kosong dari tulisan matematika atau rumus dan angka-angka lain.Â
Gairah atas Matematika sebagai kebenaran yang tidak tergoyahkan mengingatkanku akan Ayah yang mendidik kita untuk tetap dalam kejujuran.
Karena itu, matematika memberikan kejujuran dalam kehidupan. Bibir ini dapat setiap saat tergelincir dalam dusta, dimana mimpi menawarkan padanya sesuatu tidak perlu disanjung dan dikutuk, dicibiri, dan ditertawai.Â
Seraya tersenyum sendiri, angka-angka atau kata-kata diselang-selingi buku dan musik yang membuat hasrat lebih terbuka dan mimpi lebih besar selama bola peta bumi, atlas, grafik astronomi, tengkorak binatang, dan tulang belulang dari orang-orang kesohor meninggalkan jejak-jejak baru dari perbedaan mimpi yang aneh.
Pada kesempatan lain, dari Homo Cybernicus menerobos perbedaan menjadi kesatuan dunia nyata dibalik dunia virtual membuat dunia lebih luas untuk dijelajahi. "Kekuatan mimpiku lebih nampak dari sebelumnya untuk membersihkan puing-puing bangunan simulasi kegilaan melalui narasi yang dianggap kumal dari pelajaran menantang seputar kimia, sejarah, astronomi, filsafat, yurisprudensi, kesusastraan, dan anatomi."
Anak muda tidak pernah membaca secara tuntas karya-karya dari Homer, Schiller, Goethe, Shakespeare, Cervantes, Descartes, dan Hobbes seiring dengan tidak kubaca secara mendalam penghayatan tentang 'kitab hukum' dan Kisah Seribu Satu Malam yang tidak terjembatani dalam 'Narasi Besar' Lyotard. Kadangkala, bacaan dalam mimpiku lebih luas dibanding nama-nama yang diungkapkan di daratan Bumi. Ia akan mengalami kekacauan yang mendekati hari-harinya dalam selah-selah mimpiku yang berbeda.
Perubahan dan transformasi ilmu pengetahuan begitu riang gembiranya Anda menyambutku memasuki kota.
Pemuda tampan tidak memalsukan mimpi yang indah sejauh pancaran cahaya mata hitam betul-betul membawa secara diam-diam pandangan matanya yang membebaskan dari pandangan yang menipu. "Tidak ada masalah."