Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kegilaan atas Nalar Ekonomi Digital

26 Oktober 2022   16:05 Diperbarui: 22 Juli 2023   16:13 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ekonomi digital (Sumber gambar : worldbank.org)

Setiap aliran tersebut tidak mengarahkan pada bentuk-bentuk yang lebih gila dari kegilaan..

Disitulah, seluruh jejak kegilaan lainnya tidak lagi menjadi sintaksis kegilaan yang sama selama diubah dan dihubungkan dengan penyakit jiwa. 

Sebaliknya, kegilaan akan mesin baru dalam dunia nyata tidak mendukung metode kejiwaan. Ketidakpuasan yang melimpah membuat Vladimir Putin, Presiden Rusia dalam "kegilaan" terhadap ekonomi digital, tetapi dibungkam melalui bitcoin yang melayang di perdagangan bebas.

Karena itu, semuanya berlangsung dalam ekonomi hasrat di balik ekonomi digital. Selain pengetahuan, terdapat bahasa kegilaan yang bergumul bersama, diantaranya proses 'digitisasi', 'virtualisasi', dan 'molekularisasi'. Ketiganya sangat berbeda secara diskursif dengan kata-kata yang mengandung kekosongan dari orang gila secara psikis. 

Orang gila tidak melihat berapa lama jejak-jejak kegilaan atas hal-hal baru untuk meraup keuntungan ekonomi, melainkan tempo kegilaan atas ketidakpuasan yang datang lebih cepat padanya.

Lantas, dalam kegilaan yang mulai nampak mengapung dari samping orang rasional yang menunjukkan kemungkinan munculnya suatu metamorfosis mesin dalam ekonomi digital yang ditandai.

Digitisasi. Pada umumnya seseorang mengetahui kegilaan dan orang gila melalui kata-katanya. Meskipun menjadi kesatuan diskursus, dari kata-kata berubah menjadi angka-angka (digit) yang digunakan dalam transaksi bisnis berdasarkan teknologi digital. 

Angka-angka (digitisasi) berada dalam benda-benda yang dimainkan oleh para pelanggan yang bergantung pada alat digital. Pelanggan niaga digital tidak berada dalam antrian panjang menunggu waktu yang lama untuk melakukan transaksi dengan institusi pemilik modal, yang menjual barang dan jasa sebagai perusahaan digital. "Sejak saya berada di sini, kata pelanggan. Saya tidak sakit jiwa, tidak gila." Kita tidak melihat gejala-gejala penyimpangan dalam masyarakat primitif karena hanya sedikit merenung dan berpikir melalui catatan atau tulisan, kecuali dalam masyarakat kita sekarang dalam bentuk tulisan yang tergitalkan. 

Mereka menulis dalam 'digit demi digit' untuk keluar dari pertanyaan bergerak secara linearitas dibandingkan menulis secara digilitas. Orang-orang yang berada dalam posisi pelanggan dan perusahaan digital menyibukkan dirinya dengan perangkat pendukung baru seperti 'telepon pintar', 'online shooping', 'online banking', 'telepon seluler', atau 'Web 3D' sebagai obyek kultural. Pergerakan 'mesin hitung' yang menyelinap dalam pemikiran modern diperlukan dalam penyebaran data besar dan algoritma, dimana teknologi digital dan robotika baru mengambil-alih dirinya sendiri.

 Suara, warna, dinding, lantai, dan cahaya tidak berhubungan erat lagi dengan Cogito Cartesian, dimana keruntuhan jarak, penjelajahan yang dimainkan mata sejauh pecahan tanpa akhir baris dalam internet atau obyek kultural lainnya semakin terlibat dan kita akan semakin berhimpitan dengan permukaan layar (surface of the screen) tanpa tatapan sesering mungkin karena mata dan gambar meruntuhkan jarak estetikanya, sekalipun tatapan, gambar dan benda-benda lainnya berserakan di samping kirinya.

Virtualisasi. Mengikuti satu diskursus ekonomi digital terjalin dalam 'pertukaran tanda baru' melalui virtualisasi. Penyediaan benda-benda kasat mata atau barang-barang alamiah menjadi sejenis barang virtual. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun