Naluri bisnis Ula tidak mengejar pelanggan. Sama halnya ketika ia tidak terperangah dengan puluhan ribu investor yang merebut untuk membeli saham. Ruang bagi UMKM diletakkan keberadaannya di toko kecil.Â
Rumah Ula ada di UMKM dan toko kecil. Riak-riak kecil menjauh dari rantai suplai, karena gangguan dan penawaran kredit untuk peritel dikelola secara efektif di era digital.
Sirkulasi barang konsumen yang dikembangkan oleh Ula merupakan titik tolak dunia bisnisnya. Ia akan beranjak dari lingkaran pertama dengan memasuki ruang pasar yang lebih luas.
Hingga Jeff Bezos, Pendiri-Bos Amazon akhirnya diberitakan kepincut terhadap Ula bersama 20.000 toko.Â
Lirikan mata investor terletak dari sini. Karena Ula bisa menuju masa depan cerah membuat Jeff Bezos mengucurkan dana sebesar USD 87 juta. (forbes.com, 2021/10/04)
 Ula dan Bezos tergoda dengan masa depan lewat modal uang.
Lalu, bagaimana startup Ula mengembangkan rumahnya? Pilihan atas model laba-laba dan rizoma bagi startup Ula.Â
Rumah laba-laba dengan jejaringnya terletak diantara benda-benda yang lebih kuat darinya. Rumah laba-laba begitu rapuh.
Terhadap korban atau musuh diubah dengan mitra bisnis; injeksi bisa lewat sepasang taring laba-laba diganti dengan sentuhan kepedulian. Seseorang bisa saja tidak mengetahui bahwa ada bahaya yang muncul dibalik pergerakan bisnis startup e-commerce jika dilakukan di jejaring dunia virtual, kecuali tanggungjawab sosial sekaligus sentuhan kepedulian tehadap kehidupan manusia.
Jejaring untuk menangkap mangsa ditukar dengan peluang bisnis yang saling menguntungkan dan saling percaya itulah benang sutera, yang dihasilkan tanpa jeratan kepentingan pemodal atas usaha binaan.Â
Bentangan jejaring laba-laba bisnis raksasa dari Jeff Bezos bukan hanya membantu pergerakan dirinya. Ia juga membantu usaha ritel dan yang lain agar mampu mengayunkan langkahnya untuk merahi mimpi menjadi kenyataan.