Parpol juga mengembangkan pengamatan dan kekuatan terhadap siapa saja yang bisa dipilih berkoalisi. LSI Denny JA menyatakan terhadap gejala itu dengan kehadiran KIB, dimana satu partai yang mungkin diajak adalah PKS atau Demokrat.
Nah, baik PKS dan Demokrat apalagi Nasdem tidak memiliki posisi tawar yang kuat untuk meminta calon presiden. Meski Demokrat cukup terobsesi untuk membentuk koalisi besar, terutama ditujukan di luar koalisi yang lebih duluan terbentuk.
Koalisi Pelangi?
Mengenai koalisi pelangi dengan wacana atau ide tentang perpaduan natara nasionalis dan agamis sedang mengelinding dalam kehidupan politik. Begitulah definisi tentang koalisi pelangi, yang diartikulasikan oleh sejumlah politisi.
Kembali pada nalar politik atau teori politik tentang probabilitas. Sekarang, sudah sulit dibedakan perangkat kekuatan dan kuasa antara negara dan politik. Satu parpol atau lebih, yang terbentuk dalam koalisi sebagai pendukung rezim yang memenangkan Pilpres, maka akan memengaruhi kebijakan negara.
Mengapa koalisi pelangi ingin dibentuk terutama dari parpol berideologi agama, seperti PPP dan PKS berharap bisa bergabung dengan PKB, PAN, Golkar hingga Nasdem? Pemikiran tentang koalisi pelangi juga terbuka untuk diwacanakan secara gencar dan tetap memiliki nalar politik dalam kehidupan yang heterogen.
Dari hasil pengamatan yang dipetakan oleh LSI Denny JA memberitahukan pada kita tentang keenggenan PDIP untuk berkoalisi dengan PKS bukan hanya faktor ideologi, tetapi juga motif hasrat sebagai logika tersendiri, yang menyatu dengan nalar politik.
Indonesia memiliki kehidupan politik yang heterogen, karena negara harus dikelola secara terpadu dari seluruh pihak yang berkepentingan untuk memajukan bangsa dan meningkatkan hak-hak rakyat.
Ada nantinya kesan yang lahir dalam pertarungan politik, yang semestinya harus dihindari dengan apa yang disebut ‘marjinalisasi politik’, yang lebih cenderung pada keberadaan parpol yang tidak bareng dengan koalisi dan parpol non parlemen.
Atas dasar koalisi pelangi memungkinkan setiap parpol menyesuaikan perkembangan yang ada sejauh berkonstribusi bagi kemajuan negara dan bangsa. Oops! Koalisi “bubar jalan” dan bongkar pasang adalah hal yang lumrah sebagai bagian dari dinamika politik. Itulah salah satu menjadi koalisi sementara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H