Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Belajar dari Politik Persahabatan ala Derrida dan Tiga Hal Seteru Parpol

21 September 2022   09:55 Diperbarui: 8 Oktober 2022   19:55 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui juru bicaranya dan pernyataan agar kader Demokrat tidak perlu menangis saat menyampaikan argumentasi penolakan atas kenaikan harga BBM.

Pernyataan tersebut segera dibalas oleh kader sekaligus anggota parlemen dari Fraksi PDIP. Apa argumentasinya?

Dia menyatakan, jika di zaman SBY lebih besar kenaikan harga BBM ketimbang pemerintahan Jokowi yang sedang berjalan. Menaikkan harga BBM lebih mahal dari rezim sebelumnya ketimbang rezim yang sedang berjalan.

Kader PDIP juga menambahkan argumentasi dengan dukungan data. Ada mafia yang teroganisir di zaman SBY, yaitu Pertamina Energy Trading Limited (Petral) sebagai bekas anak perusahaan Pertamina.

Dalam kurun waktu enam bulan setelah Jokowi dilantik menjadi Presiden tahun 2015, maka Petral yang perkasa dibubarkan. Argumentasi yang menarik dari dua kubu tidak membuat akur menjelang pemilu.

Semua bentuk seteru antarparpol tersebut terjadi sepanjang semester pertama dan kedua, September 2022 pemerintahan Jokowi.

Melihat momen perseteruan tersebut, terbagi garis antara politik dan apolitik persahabatan, yang dianggap begitu cepat sebagai pengawalan yang tidak bersyarat. Persahabatan hanya bisa eksis antara keterbukaan dan itikad baik.

Keterbukaan dan itikad baik bisa juga berdasarkan nalar politik. Keselarasan tumbuh secara alami, tetapi juga perlu ada rekayasa untuk melahirkan persahabatan.

Persahabatan terjalin  antara dua pria, yang seperti saudara sendiri seiring dengan gairah cinta karena bagian dari prinsip politik. PDIP, Demokrat, dan parpol lain yang berseteru bertemu dan saling menyapa dengan cinta persahabatan.

Ungkapan cinta bukan hanya kata romantis, tetapi juga jawaban atas pertanyaan  yang berbunyi 'mengapa' dan 'kapan' berakhir perseteruan. Nada menggombal "aku mencintai saudara," seakan-akan merasuk dalam jiwa, tanpa tipuan dan pura-pura.

Persahabatan sebagai prinsip politik dicari dan ditemukan dalam diri sendiri. Ia tidak bergantung pada faktor demografi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun