Seseorang mungkin punya impian lain tatkala persahabatan merupakan hal asing dan sumbang kedengaran. Hal mustahil pula jika persahabatan bisa langgeng selamanya dalam dunia politik. Satu kedekatan antara persahabatan dan perseteruan adalah sama-sama memilih kenikmatan.
Aneh tetapi nyata. Politik persahabatan tanpa ikatan darah pernikahan, tanpa ikatan janji sehidup semati, dan tanpa ikatan keluarga.
Mustahil yang tidak mustahil dalam.politik. Prakarsa tercetus dalam ruang pribadi manakala setiap orang mesti berlapang dada menerima kekurangan dan kelebihan sahabat. Sekeras-kerasnya permainan politik, rasanya sulit seseorang untuk menjawab atas pertanyaan tentang persahabatan yang rela hidup bersama dalam suka dan duka.
Paling menantang terhadap persahabatan adalah balas dendam.atau kebencian yang didasari oleh motif politik. "Musuhku tetap musuhku." Padahal tidak ada dua ujung ekstrim sepanjang apa yang terjadi sekarang belum tentu akan terjadi besok.
Sang penyeru politik persahabatan sadar bahwa lebih mudah diucapkan daripada diwujudkan dalam kehidupan politik.
Semuanya ada tantangannya dan semuanya ada jalannya sebelum bergabung dalam suasana persaudaraan, tanpa kepura-puraan.
Ketidakpercayaan kita mungkin tidak menandakan tercipta jurang komunikasi politik. Sahabat mungkin masih hati-hati untuk memilih keputusan yang tepat. Sosok sahabat mungkin belum menyiapkan makanan cepat saji agar keterusterangan berbicara dipenuhi oleh kedua belah pihak.
Sosok sahabat tidak berada dalam kebencian atas yang lain, yang menyamarkan kedekatan asas, platform, dan komunikasi politik. Memang juga mungkin bisa terjadi, bukan jarak, melainkan kedekatan sebelum persahabatan terjalin.
Selain itu, kita sudah diberitahukan oleh pemikir, dimana politik dan filsafat berbeda. Politik bersama intrik dan manuver. Filsafat persahabatan sebagai nilai mengajukan permasalahan baru, mengangkat permasalahan atas permasalahan atau menggugat kebenaran.
Perbedaan antara politik dan filsafat yang dihubungkan dengan politik persahabatan tidak berarti ada pertentangan didalamnya.
Secara lebih sederhana, politik dan filsafat dalam bahasa apapun yang digunakan orang, keduanya berbeda, tetapi tidak terpisahkan.