PANDANGAN AGAMA ISLAM DALAM MENYIKAPI GLOBALISASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
 Globalisasi adalah alur masuknya informasi, teknologi, pemikiran, dan gaya hidup ke ruang lingkup dunia. Globalisasi dapat membawa dampak negatif maupun dampak positif pada masyarakat. Pesatnya perkembangan teknologi mempercepat terjadinya percampuran budaya sehingga menyebabkan semakin hilangnya keberagaman masyarakat indonesia karena tercampur oleh budaya luar. Budaya asing yang masuk ke Indonesia akan memberikan dampak pada semua aspek kehidupan di Indonesia seperti pada bidang ekonomi, fashion, pola konsumsi, sosial budaya, bahkan pada bidang keagamaan.
Agama dari sudut pandang globalisasi dapat dilihat sebagai hal yang dapat mewakili suatu komunikasi yang penting dan berada pada posisi labil. Alasan mengapa agama dikatakan memiliki posisi labil sikarenakan ketika agama dibandingkan dengan dengan hukum, science, politik, dan ekonomi maka agama akan terlihat seperti hanya menjadi kepercayaan pribadi masing-masing pemeluknya. Meskipun begitu, masyarakat beragama tidak mungkin menghindari adanya arus globalisasi. Untuk menanggapi derasnya arus globalisasi tersebut, diperlukan adanya pemikiran-pemikiran kritis dari umat beragama untuk bisa menyaring budaya asing yang masuk ke Indonesia apabila tidak sesuai dengan aturan beragama sesuai kepercayaan.
Agama islam adalah ajaran universal yang kebenarannya melebihi batas-batas etnis, suku, dan bahasa. Islam sebagai agama rasional memiliki dasar jelas yaitu Al-Qur'an yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menghadapi arus globalisasi. Agama islam dapat menjadi pemandu dan solusi untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan masyarakat. Umat muslim diwajibkan untuk terus berpikir kritis tentang dampak negatif dan positif dari adanya globalisasi. Umat muslim harus belajar memanfaatkan globalisasi tersebut secara positif untuk memenuhi kebutuhan beragama sebagai contoh, menggunakan sosial media sebagai sarana untuk berdakwah pada masyarakat luas.Â
BAB II
PEMBAHASAN
Agama merupakan suatu ikatan yang wajib dijunjung dan ditaati dimana akan memberikan dampak yang besar bagi penganutnya dalam kehidupan sehari-hari. Agama diwahyukan sebagai pemberi pedoman hidup. Dengan adanya agama, akan membawa kebahagiaan bagi yang menjalankan ajaran-ajaranya. Di samping itu,  agama juga bisa digunakan sebagai alat untuk memahami urusan duniawi. Namun keberadaan agama selalu dibarengi dengan "dua wajah" (bermuka dua). Di satu sisi, agama pada hakikatnya mempunyai identitas adalah "eksklusif, istimewa" dan "asli". Namun, pada sisi lainnya , agama juga mengandung makna  "toleransi, universal" dan "transendental" (Sjadzali, 1993).Â
Dari sudut pandang linguistik, kata "Islam" berarti perdamaian, kemurnian, dan ketaatan. Kata "salam" dan "al" (al-salam) adalah ma'rifat. Memilki karakter suci yang dihubungkan dan dikaitkan dengan keberadaan Tuhan. Oleh karena itu,sudah selayaknya agama sebagai ajaran perdamaian yang disucikan.
Dalam arti Islam, Islam berarti tunduk pada kemauan dan Islam merupakan aturan Tuhan  yang mencakup semua tatanan kehidupan dan hubungan antar manusia yang tersusun secara sempurna. Kemanusiaan, Allah SWT, dan alam semesta semuanya saling berkaitan dan didasarkan pada kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.Â
Islam adalah ajaran yang universal dimana bisa dijadikan sebagai acuan terhadap kehidupan saat ini yang terus berkembang secara dinamis. Islam mampu menunjukkan kepada kita arti sebuah keagungan, keutuhan, serta keunikan. Keunikan tersebut bisa dilihat pada syariat islam dan tata nilai islam yang memiliki tujuan memberikan kesejahteraan kepada manusia, terpelihara akalnya, harta benda, dan agamanya. Islam membangun sebuah sistem keyakinan, pemikiran, ilmu pengetahuan, aturan, hubungan antar manusia, serta hukum. Selanjutnya, tata nilai islam mampu menunjukkan  prinsip-prinsip dimana akan melahirkan arah maju sejalan dengan peningkatan kualitas kemanusiaan. ( Khotimah, 2009)
Islam berisi ajaran global dan universal, bagian integral dari globalisasi. Untuk menghadapi persoalan globalisasi, prinsip-prinsip universal ajaran Islam  dijadikan landasan bagi umat Islam. Menghadapi realitas globalisasi ekonomi saat ini, agar tidak terjadi eksploitasi antar manusia, Islam hadir sebagai ajaran yang memberikan batasan moral. Islam mensyaratkan kesetaraan (musawwah), berdasarkan gagasan bahwa kekayaan tidak hanya beredar di kalangan kelompok tertentu. Tujuan dari perilaku ekonomi Islam unruk meningkatkan kesejahteran semua pihak  ( Khotimah, 2009).Â
Dari segi kebudayaan, Islam mengakui adanya budaya lokal yang berkembang disetiap wilayah meskipun Islam juga memiliki kebudayaannya sendiri. Sebagai bukti, kosmopolitanisme budaya Islam dibentuk oleh budaya lokal tempat penyebaran Islam. Secara spesifik kita mengetahui keberadaan Islam Jawa, Madura, Iran, dan lain-lain, walaupun secara ajaran dan budaya berbeda, tetapi tetap dalam sebuah kesatuan Islam. Dapat menciptakan asimilasi budaya baru dan unik ( Khotimah, 2009).
Dalam bidang pendidikan, gagasan yang ingin disampaikan Islam adalah pendidikan holistik. Sedangkan, pendidikan agama Islam saat ini tidak menginginkan adanya dualisme pendidikan. Tujuannya untuk mewujudkkan "kebahagiaan" dunia hendaknya diwarnai nilai-nilai Mengesakan Allah SWT. Â Etika menjadi bagian penting yang harus diprioritaskan dalam pendidikan Islam. Tetapi, bukan berarti menolak produk modernisme Barat. Oleh karena itu, sebagai pembaharuan pemikiran yang mampu menjawab tantangan zaman tanpa mengabaikan aspek teologis dogmatis, dan sebagai sarana untuk menumbuhkan sikap dan mental taqwa yang sejati dalam diri manusia sehingga pendidikan dijadikan suatu sistem pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ( Khotimah, 2009).
Dalam bidang teknologi, Islam menginginkan adanya teknologi yang tepat guna, dimana bisa memberikan kenyamanan bagi pengguna dan kemudahan. Teknologi memiliki batasan untuk tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan sehingga merusak ekologi yang ada. Hal tersebut, sejalan dengan ajaran agama Islam yang juga melarang merusak alam  ( Khotimah, 2009).Â
Islam sebagai ajaran yang terus berkembang mengikuti pergerakan zaman juga memilki beberapa karakteristik dalam globalisasi : (Salsabila et al., 2023)
Hadir dalam berbagai cara dengan tujuan memberikan pemahaman terkait waktu dan tempat
Ekonomi internasioanl saling bergantung
Pertukaran informasi menjadi jauh lebih cepat
Adanya perkembangan isu secara bersama dan global
Interaksi antar budaya
Arus komunikasi menjadi lebih lancar
Transparasi dalam berbagai elemen
Munculnya islam sebagai penyaring globalisasi telah berubah dari keadaan semula bersifat pribadi, khusus dan sakral menjadi bersifat universal, komprehensif dan nyata. Atribut utama agama, transendensi menjelma menjadi spiritualitas global abadi. Globalisasi mengandung semangat global yang berkelanjutan mengurangi lokalitas masyarakat global karena sifatnya yang utilitarian. Globalisasi tidak bisa dihindari karena ini merupakan kebutuhan setiap anggota masyarakat bahkan kelompok agama. (Salsabila et al., 2023)
Islam dapat diuraikan menjadi beberapa pendekatan dalam menyikapi globalisasi, yaitu :Â
Pendekatan PositifÂ
Sebagian masyarakat muslim harus memiliki pemikiran bahwa islam akan melihat globalisasi sebagai peluang untuk memperluas pengetahuan, perdagangan dan interaksi antar budaya. Dengan adanya globalisasi, akan memberi dampak positif terhadap ekonomi dan sosial, dan memungkinkan penyebaran islam ke seluruh dunia. Berdasarkan pendekatan ini, islam bisa menjadi agama yang inklusif dan relevan dalam globalisasi
Pendekatan Kritis
Sebagai masyarakat muslim, tentu kita harus memiliki pemikiran bahwa adanya globalisasi menuntut kita untuk berpikir kritis dalam menyaring kebudayaan yang masuk ke negeri kita. Pengaruh budaya barat, meterialisme dan perilaku konsumtif merupakan salah satu dampak globalisasi. Dengan berdasarkan ajaran islam, kita harus bisa mengadaptasi perilaku globalisasi dengan menerapkan ajaran islam dan meninggalkan dampak buruk globalisasi.
Pendekatan AdaptifÂ
Adanya globalisasi menuntut kita sebagai umat islam untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang ada. Nilai-nilai islam bisa digabungkan dengan aspek-aspek positif globalisasi. Islam adalah agama yang dapat beradaptasi dengan perubahan zaman asal tidak melanggar prinsip-prinsip dasar islam.Â
BAB III
PENUTUP
3.1 Saran  :Â
Perlunya kampanye lebih luas melalui media sosial mengenai peran islam sebagai penangkal pengaruh globalisasi khususnya bagi generasi muda.Â
3.2 Kesimpulan :Â
Islam dapat digunakan sebagai pendekatan dalam menghadapi globalisasi, namun pendekatan ini sangat kompleks dan tidak homogen karena bergantung pada beberapa faktor seperti sosial, ekonomi, budaya dan sudut pandang masyarakat itu sendiri. Oleh sebab itu, tidak ada pendekatan tunggal yang mewakili seluruh umat islam, diskusi tentang hal ini memerlukan banyak perspektif.Â
DAFTAR PUSTAKA
Khotimah, K. (2009) 'Islam dan Globalisasi: Sebuah Pandangan  tentang Universalitas Islam', Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 3.Â
Salsabila, G. et al. (2023) 'Pandangan Islam tentang Globalisasi: Analisis Tafsir Maudhu'i', Gunung Djati Conference Series, 25.Â
Sjadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran,Jakarta: UI Press, Edisi kelima, 1993.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H