Mohon tunggu...
Erlinda Yuly Ekasari
Erlinda Yuly Ekasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga_Fakultas Kedokteran Gigi

Terus berkarya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Agama Islam dalam Menyikapi Globalisasi

4 November 2023   08:14 Diperbarui: 4 November 2023   08:21 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam arti Islam, Islam berarti tunduk pada kemauan dan Islam merupakan aturan Tuhan  yang mencakup semua tatanan kehidupan dan hubungan antar manusia yang tersusun secara sempurna. Kemanusiaan, Allah SWT, dan alam semesta semuanya saling berkaitan dan didasarkan pada kepatuhan dan ketaatan kepada Allah. 

Islam adalah ajaran yang universal dimana bisa dijadikan sebagai acuan terhadap kehidupan saat ini yang terus berkembang secara dinamis. Islam mampu menunjukkan kepada kita arti sebuah keagungan, keutuhan, serta keunikan. Keunikan tersebut bisa dilihat pada syariat islam dan tata nilai islam yang memiliki tujuan memberikan kesejahteraan kepada manusia, terpelihara akalnya, harta benda, dan agamanya. Islam membangun sebuah sistem keyakinan, pemikiran, ilmu pengetahuan, aturan, hubungan antar manusia, serta hukum. Selanjutnya, tata nilai islam mampu menunjukkan  prinsip-prinsip dimana akan melahirkan arah maju sejalan dengan peningkatan kualitas kemanusiaan. ( Khotimah, 2009)

Islam berisi ajaran global dan universal, bagian integral dari globalisasi. Untuk menghadapi persoalan globalisasi, prinsip-prinsip universal ajaran Islam  dijadikan landasan bagi umat Islam. Menghadapi realitas globalisasi ekonomi saat ini, agar tidak terjadi eksploitasi antar manusia, Islam hadir sebagai ajaran yang memberikan batasan moral. Islam mensyaratkan kesetaraan (musawwah), berdasarkan gagasan bahwa kekayaan tidak hanya beredar di kalangan kelompok tertentu. Tujuan dari perilaku ekonomi Islam unruk meningkatkan kesejahteran semua pihak  ( Khotimah, 2009). 

Dari segi kebudayaan, Islam mengakui adanya budaya lokal yang berkembang disetiap wilayah meskipun Islam juga memiliki kebudayaannya sendiri. Sebagai bukti, kosmopolitanisme budaya Islam dibentuk oleh budaya lokal tempat penyebaran Islam. Secara spesifik kita mengetahui keberadaan Islam Jawa, Madura, Iran, dan lain-lain, walaupun secara ajaran dan budaya berbeda, tetapi tetap dalam sebuah kesatuan Islam. Dapat menciptakan asimilasi budaya baru dan unik ( Khotimah, 2009).

Dalam bidang pendidikan, gagasan yang ingin disampaikan Islam adalah pendidikan holistik. Sedangkan, pendidikan agama Islam saat ini tidak menginginkan adanya dualisme pendidikan. Tujuannya untuk mewujudkkan "kebahagiaan" dunia hendaknya diwarnai nilai-nilai Mengesakan Allah SWT.  Etika menjadi bagian penting yang harus diprioritaskan dalam pendidikan Islam. Tetapi, bukan berarti menolak produk modernisme Barat. Oleh karena itu, sebagai pembaharuan pemikiran yang mampu menjawab tantangan zaman tanpa mengabaikan aspek teologis dogmatis, dan sebagai sarana untuk menumbuhkan sikap dan mental taqwa yang sejati dalam diri manusia sehingga pendidikan dijadikan suatu sistem pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ( Khotimah, 2009).

Dalam bidang teknologi, Islam menginginkan adanya teknologi yang tepat guna, dimana bisa memberikan kenyamanan bagi pengguna dan kemudahan. Teknologi memiliki batasan untuk tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan sehingga merusak ekologi yang ada. Hal tersebut, sejalan dengan ajaran agama Islam yang juga melarang merusak alam  ( Khotimah, 2009). 

Islam sebagai ajaran yang terus berkembang mengikuti pergerakan zaman juga memilki beberapa karakteristik dalam globalisasi : (Salsabila et al., 2023)

  1. Hadir dalam berbagai cara dengan tujuan memberikan pemahaman terkait waktu dan tempat

  2. Ekonomi internasioanl saling bergantung

  3. Pertukaran informasi menjadi jauh lebih cepat

  4. Adanya perkembangan isu secara bersama dan global

  5. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun