BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sebagai negara dengan keragaman etnis, suku, dan budaya yang berbeda, Indonesia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika yang merupakan alat pemersatu bangsa.Â
Keberagaman bangsa Indonesia ini dibentuk oleh suatu proses seperti kedatangan para pendatang asing yang datang ke Nusantara dan menetap di Indonesia.Â
Para pendatang asing tersebut berasal dari Arab, Eropa, India dan Cina. Hal ini menciptakan berbagai kelompok etnis dan budaya. Para pendatang yang sebagian besar datang ke Nusantara adalah orang Tionghoa.
Kehidupan orang Tionghoa di Indonesia sejak pertama kali datang sampai saat ini tidak lepas dari masalah SARA (suku, agama, dan ras). Berbagai tindakan kekerasan, bentrokan fisik dan segala bentuk kekerasan lainnya terjadi antara masyarakat pribumi Jawa dan orang Tionghoa. Etnis minoritas Tionghoa masih sering dipandang sebagai sumber dari masalah.Â
Konflik rasial adalah sebuah fenomena penting dan sangat menarik dalam sejarah kota Surakarta. Surakarta merupakan bidang penelitian yang relevan dalam perjuangan konflik antara Tionghoa dengan Jawa.Â
Konstelasi Sosial Surakarta menunjukkan bahwa kota Surakarta banyak dihuni oleh masyarakat minoritas, khususnya etnis minoritas Tionghoa (Windy Kinasih, 2007: 60).
1.2 Rumusan masalah
- Bagaimana kronologi terjadinya peristiwa konflik sosial antara etnis Tionghoa dengan pribumi di Surakarta ?
- Apa saja faktor -- faktor penyebab terjadinya peristiwa konflik sosial antara etnis Tionghoa dengan pribumi di Surakarta ?
- Apa upaya yang dapat dilakukan agar peristiwa konflik sosial antara etnis Tionghoa dengan pribumi di Surakarta ini tidak terjadi lagi ?
1.3 TujuanÂ
- Untuk mengetahui kronologi terjadinya peristiwa konflik sosial antara etnis Tionghoa dengan pribumi di Surakarta.
- Untuk mengetahui faktor -- faktor penyebab terjadinya peristiwa konflik sosial antara etnis Tionghoa dengan pribumi di Surakarta
- Untuk memberikan upaya yang dapat dilakukan agar peristiwa konflik sosial antara etnis Tionghoa dengan pribumi di Surakarta ini tidak terjadi lagi.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Konflik Sosial